Maret, Mamuju Kembali Inflasi

  • Bagikan

MAMUJU, SULBAR EXPRESS – Mamuju kembali mengalami inflasi 0,68 persen. Terjadi karena kenaikan harga barang secara umum yang ditandai kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 110,55.

Menurut, Kepala Badan Pusat Statistik Sulbar, Agus Gede Hendrayana Hermawan, jika dibandingkan Maret 2022 dengan Desember 2021 secara umum harga-harga mengalami kenaikan sebesar 1,78 persen.

Begitu juga jika dibandingkan Maret 2022 dengan Maret 2021 secara umum mengalami kenaikan yang cukup tinggi 3,22 persen.

Dari 11 kelompok pengeluaran, 8 kelompok menjadi penyumbang inflasi, dua mengalami deflasi dan satu tidak mengalami perubahan.

“Salah satu kelompok penyumbang inflasi tertinggi adalah kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 2,71 persen. Kemudian transportasi sebesar 2,54 persen dan Makanan Minuman dan tembakau sebesar 0,37 persen,” kata Agus.

Ia menejelaskan, penyebab inflasi untuk kelompok makanan itu disebabkan meningkatnya harga di beberapa komoditas seperti minyak goreng, bawang merah, cabai merah, ikan bandeng dan cumi.

“Inilah komiditas yang menyebabkan terjadinya inflasi pada kelompok makanan dan minuman, minyak goreng masih memberikan sumbangan terhadap kenaikan harga,” ungkapnya.

Meski demikian, beberapa kelompok makanan juga ada yang mengalami penurunan harga, sehingga inflasi tidak terlalu tinggi. Seperti ikan cakalang, tomat dan beberapa lainnya.

“Sementara untuk transportasi yang mengalami kenaikan itu disebabkan karena naiknya harga tiket angkutan udara,” ujarnya.

Jika dibandingkan dengan kota lain di pulau Sulawesi, Mamuju tercatat di posisi ke delapan sebagai kota inflasi tertinggi.

Gorontalo 1,25 persen, Bulukumba 1,12 persen, Palu 1,11 persen, Watampone 1,11 persen, Bau-bau 0,95 persen, Luwuk 0,92 persen, Kotamobagu, ,87, Mamuju 0,68, Pare-Pare 0,55 persen, Makassar, 0,49, Palopo 0,45, Manado 0,40, Kendari mines 0,07.

“Besaran 0,68 persen di bulan Maret Mamuju merupakan inflasi tertinggi ke delapan di pulau Sulawesi,” ucap Agus.

Hal ini menurutnya, harus menjadi catatan pemerintah agar memberikan perhatian terhadap kenaikan harga yang cukup cepat dibanding daerah lain.

“Kita berharap inflasi di Mamuju dapat dikendalikan terutama terkait daya beli masyarakat terkhusus kepada masyarakat miskin,”jelasnya.

PERKEMBANGAN
PARIWISATA

Sementara di sektor pariwisata untuk Februari 2022, berdasarkan tingkat hunian hotel dengan klasifikasi berbintang cukup baik berada diangka 21,66 poin persen, mengalami kenaikan sebesar 9,80 dibandingkan Januari 2022.

Sementara untuk Februari tahun 2021 juga mengalami kenaikan sebesar 1,72.

Namun demikian menurut data BPS, tingkat hunian kamar untuk hotel bintang belum bisa pulih, karena dikondisi normal 2020 tingkat hunian kamar mencapai 49,72 poin persen.

Melandainnya covid diharap dapat kembali meningkatkan tingkat hunian kamar di Sulbar. (idr/chm)

  • Bagikan