PASANGKAYU – Tidak pernah terbayangkan oleh Wayan Sucana, Kepala Desa Martasari, Kecamatan Pedongga Kabupaten Pasangkayu. Kini ia dan warga dapat merasakan infrastruktur jalan yang bagus.
Wayan menceritakan betala dulu ia merasakan susahnya akses menuju desa yang ia tinggali saat awal pindah dari Bali. “Saya berjalan kaki selama dua jam menyusuri Sungai Pasangkayu untuk sampai ke desa ini,” ungkap Wayan.
Menurutnya tidak ada jalan sama sekali yang bisa dilewati kecuali dengan berjalan kaki. Untuk mencapai wilayah Pasangkayu saja, ia harus berjalan kaki menaiki bukit-bukit.
Pada saat itu, tahun 1988, Wayan mulai menginjakkan kaki di wilayah yang dahulu merupakan bagian dari Provinsi Sulawesi Selatan (Seulsel) ini.Ia datang menyusul ayahnya yang lebih dulu sampai di lokasi tersebut, tepatnya tahun 1980.
Barulah, Wayan merasakan ada perubahan akses atas dibukanya infrastruktur melalui program ABRI Masuk Desa (AMD). Warga semakin terbantu dengan terbukanya akses setelah ia memimpin warga untuk bekerjasama dengan PT Mamuang membuka jalan. “Kami dibukakan jalan sepanjang 3 Km oleh PT Mamuang,” katanya.
Sejak saat itu, akses desa terhadap wilayah lainnya perlahan-lahan mulai terbuka. “Untuk keluar, kami melewati jalan Astra. Warga Desa Martasari bisa ke Desa Lalundu dan ke Palu karena Astra. Saat ini, jalan-jalan di desa sudah sangat baik,” ungkapnya.
Desa yang Wayan pimpin terdapat warga Kabuyu yang merupakan warga asli yang mendiami wilayah tersebut. Saat ini, warga Kabuyu di desanya berjumlah 150 KK.
Wayan pertama kali bertemu dengan mereka sesaat setelah menginjakkan kaki di desa tersebut. Akan tetapi, komunitasnya pada saat itu masih sangat sedikit. “Sangat sulit bertemu dengan warga Kabuyu karena mereka hidup berpidah-pindah,” ungkapnya.
Barulah, setelah wilayah di sekitarnya berkembang, warga Kabuyu mulai menetap. Warga Kabuyu juga sudah mulai menanam kelapa sawit dan membentuk kelompok tani. “Kelompok tani itu kita (pemerintah desa, red) yang membentuk,” tegas Wayan.
Oleh karena itu, jelas Wayan, yang mengaku sebagai petani dan mengklaim pemilik lahan itu tidak benar. “Mereka hanya mencari-cari dan mengatasnamakan warga saya,” jelasnya. (ndi)