JAKARTA, SULBAREXPRESS – Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menerbitkan 113 Surat Keputusan (SK) Izin Pembukaan Program Studi Sarjana Terapan (S.Tr). Program ini merupakan transformasi dari program studi diploma tiga (D3).
Penyerahan SK dilakukan Dirjen Diksi Wikan Sakarinto, kepada enam perwakilan perguruan tinggi, yaitu: Politeknik Manufaktur Bandung, Politeknik Negeri Jakarta, Politeknik Negeri Bali, Politeknik Enjinering Indorama, Politeknik Meta Industri, dan Universitas Kristen Indonesia. Sementara, perguruan tinggi lain berpartisipasi langsung secara daring.
Dari 113 kampus, 45 di antaranya merupakan penerima bantuan Competitive Fund (CF) Vokasi 2021. Dalam kesempatan ini, juga diserahkan satu Surat Keputusan Izin Pembukaan Program Diploma Dua Jalur Cepat.
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengaku bangga atas peluncuran Competitive Fund Vokasi 2022. “Ini merupakan kelanjutan Competitive Fund Vokasi 2021,” kata dia kepada wartawan, Jumat 22 April 2022.
Pada 2021 lalu, Program Competitive Fund Vokasi telah berhasil membantu 232 program studi pada 167 perguruan tinggi, dengan total nilai sebesar Rp 114 miliar. Dari jumlah tersebut memberi manfaat setidaknya kepada 6.000 mahasiswa dan dua 2.000 dosen, serta melibatkan 344 mitra industri dan 64 mitra SMK.
Pada 2022, terdapat dua fokus utama program Competitive Fund Vokasi, yaitu Program Penyiapan dan Program Penguatan. Transformasi Program Studi Diploma Tiga menjadi program sarjana terapan merupakan skema pertama yang ditawarkan dalam Program Penyiapan. Skema lainnya adalah Program Pembukaan Diploma Dua Jalur Cepat.
Dana bantuan CF Vokasi 2022 dapat dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan lokakarya, diskusi terpimpin, dan kegiatan peningkatan kompetensi SDM tidak bergelar, seperti: pelatihan, sertifikasi kompetensi, dan magang industri. Pelibatan mitra industri dan dunia kerja, lanjut Menteri Nadiem, menghasilkan 464 kerja sama link and match pada aspek penyelarasan kurikulum, pemagangan mahasiswa, praktisi mengajar, serta penyerapan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan industri.
“Kolaborasi link and match yang menyeluruh, bukan hanya sakedar hitam di atas putih inilah, yang benar-benar kita butuhkan untuk membantu para pelajar vokasi kita mempersiapkan diri menghadapi tantangan dunia kerja,” jelas Nadiem. (jpg)