JAKARTA, SULBAREXPRESS – Direktur Lalulintas Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Suharto mengatakan pada mudik tahun ini pihaknya akan menerapkan skenario manajemen lalu lintas paket komplit.
Manajemen lalu lintas dengan paket komplit tersebut, seperti one way, penerapan ganjil genap, dan contraflow. Selain itu, tambah Suharto, pihaknya juga akan melarang truk ukuran besar melintas.
“Skenario manajemen lalin tahun ini adalah paket komplit; ada oneway, gage, hingga contraflow,” kata Suharto dalam diskusi bersama Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman), kemarin.
Dari sisi keselamatan lalu lintas, Suharto menjelaskan Kemenhub melakukan ramp check untuk angkutan jalan sebanyak 57.693 unit yang meliputi bus AKAP dan pariwisata.
Terkait rekayasa lalu lintas saat puncak arus mudik, Kemenhub bersama sejumlah pihak akan menerapkan skenario tersebut mulai tanggal 28 April sampai 1 Mei.
Menurut dia, pemerintah juga memiliki sejumlah regulasi keselamatan masyarakat terkait Covid-19. Mulai dari keharusan melakukan vaksinasi dosis ketiga (booster), menerapkan protokol kesehatan, dan penyediaan pos pelayanan kesehatan di sejumlah lokasi jalur mudik.
“Kami berharap kepada pemudik untuk menjaga keselamatan lalu lintas dan protokol kesehatan. Ini sudah menjadi tagline yang lazim bagi semua, suatu hal yang sudah melekat di hati dan menjadi SOP masing-masing untuk menjaga kesehatan dan keselamatan,” imbuh dia.
Rencana skenario maksimal itu, kata Suharto, menyusul hasil survei Kemenhub yang menunjukkan potensi pergerakan nasional menjadi 31,6 persen atau sebanyak 85,5 juta pemudik tahun ini.
“Perlu dicatat bahwa pemudik pada tahun ini meningkat 40 persen dibandingkan 2019, sehingga dengan segala simulasi dan perhitungan, rasanya menjadi pilihan yang mujarab,” jelas Suharto.
“Ini luar biasa dan harus diwaspadai dan diantisipasi bersama, mengingat masyarakat tidak bisa melakukan mudik dalam dua tahun terakhir,” tambahnya.
Di akhir diskusi, Suharto menekankan bagi pemudik dengan kendaraan pribadi untuk menerapkan manajemen perjalanan yang matang, meliputi kesiapan pengemudi, kesiapan kendaraan, pemilihan rute perjalanan, dan pengaturan waktu perjalanan.
“Untuk manajemen pelaku perjalanan kendaraan roda dua diimbau tidak menggunakan sepeda motor sebagai moda perjalanan jarak jauh,” pungkas Suharto. (jpnn)