PAREPARE, SULBAREXPRESS – “Terus dia ajak saya dan teman-teman Zumba-nya malam mingguan di Pasar Senggol, tapi tidak jadi. Ternyata itu panggilan terakhirnya”.
Demikian kalimat Fitri. Terbata-bata. Nada bicaranya tidak beraturan, sesekali diselingi isak tangis.
Dia duduk agak jauh dari keramaian, tepat di depan karangan bunga ucapan belasungkawa. Busana hitam dan kerudung coklat membuat dia sulit terlihat pada malam hari.
Fitri merupakan keluarga Marlyanti Ibrahim. Perempuan 43 tahun yang kesehariannya sangat energik, aktif, dan periang. Saking aktifnya, Marlyanti diberi julukan “Titi DJ” oleh rekan-rekannya di Parepare.
Akan tetapi, sikapnya itu kini tidak bisa lagi terlihat. Marla, sapaan akrab Marlyanti, meninggal dunia dalam kecelakaan tunggal bersama suaminya, Syahruddin (43), dan tiga anaknya, Marsyela (17), Syauki Attaila (12), dan Khalisa (15).
Beruntung, Syahruddin dan dua anaknya, Syauki Attaila dan Khalisa selamat, meski mengalami luka serius. Sedangkan Marlyanti tewas di TKP. Lalu, Marsyela meregang nyawa dalam perjalanan menuju ke rumah sakit.
Hal inilah yang membuat Fitri sesenggukan. Kehilangan sepupu sekaligus sahabat dekatnya. Padahal, beberapa momen berkesan masih melekat jelas di ingatannya.
”Dia dijuluki Titi DJ, karena aktif, gesit kalau kerjakan sesuatu. Ringan tangan membantu, terus tidak sekke (pelit). Pokoknya kalau ketemu pasti ketawanya yang ditandai,” kata Fitri, seperti dikutip dari fajar.co.id (grup sulbarexpress.co.id), kemarin.
Fitri terakhir bertemu Marlyanti pada Jumat, 20 Mei. Dia bahkan sempat menolak ajakan makan dari Marla. Dia juga tidak memenuhi ajakan malam Minggu bersama di Pasar Senggol Parepare. Nyatanya, itu menjadi momen yang paling dia sesalkan.
Fitri awalnya tidak begitu menggubris kabar terkait kecelakaan yang terjadi di jalan poros Barru-Pangkep, tepatnya di di Dusun Kaworo, Desa Pancana, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru, Minggu 22 Mei, pukul 07.15 Wita.
Sebab, pukul 06.01 Marla masih sempat mengunggah WhatsApp story dengan keterangan, ”Menuju Kota Daeng”. Kemudian pukul 06.38 Wita, Marla kembali mengunggah foto dengan keterangan gambar ”22 May 2022”, dengan back sound lagu India.
Fitri benar-benar yakin kehilangan sahabatnya saat jenazah Marla dan putrinya, Marsyela, tiba di kediamannya, Jalan Pettana Rajeng, Kelurahan Ujung Baru, Kecamatan Soreang, Kota Parepare, sekitar pukul 14.00 Wita.
”Datang-pi itu ambulans dan ku-lihat langsung-pi jenazahnya baru-ka percaya. Padahal, berusaha-ka tidak percaya, meskipun ku-tahu itu mobilnya yang kecelakaan,” beber Fitri.
Marla sendiri hendak ke Kota Makassar untuk mengantarkan putrinya, Marsyela, yang akan mengikuti ujian masuk Universitas Negeri Makassar (UNM). Tes ujian tersebut bakal berlangsung pagi ini, Senin 23 Mei 2022.
Akan tetapi, karena Minggu siang Marsyela harus mengecek ruangan dan nomor tesnya, maka Minggu pagi mereka berangkat. Sayangnya, semua tidak terjadi. Marla dan Marsyela menemui ajalnya lebih dulu.
“Dia itu kan dekat sekali sama anaknya, ke mana-mana selalu bersama. Seperti sahabat. Makanya dia minta anaknya kuliah di UNM Parepare, tapi tesnya di Makassar. Terjadilah kecelakaan itu,” kata Fitri.
Fitri sendiri tidak bisa lancar bercerita. Dia tersedu, sesekali menyeka air mata menggunakan tissu, sesekali juga menggunakan kerudungnya. Dia masih ingat betul saat merencanakan perayaan ulang tahun Marla pada 9 April lalu, yang tertunda sampai 18 Mei.
“Saya itu susun rencana kasih kejutan ulang tahun, tapi selalu gagal. Akhirnya hari Rabu kemarin baru saya kasih kue ulang tahun sama teman-temannya,” kata Fitri.
Fitri juga masih punya kenangan lain. Dia masih memegang tiket Zumba party milik Marla, yang rencananya akan digunakan pada Sabtu, 28 Mei. Sayangnya, semuanya dipastikan berlangsung tanpa Marla.
Jenazah Marla dan Marsyela langsung dikebumikan tadi malam di kawasan Pemakaman Lapadde, Kota Parepare.
Jadi Pendiam
Instruktur Zumba Marla, Baim, mengatakan ada perubahan sikap Marla dalam beberapa hari terakhir. Lebih pendiam dibanding sebelumnya.
”Kita juga sempat heran, kenapa berubah jadi pendiam ini Marla. Padahal biasanya dia yang paling heboh kalau Zumba,” ujarnya.
Selain berubah menjadi pendiam, Marla juga lebih sering mengalah. Bahkan lebih legawa saat temannya menolak ajakan, atau mengajaknya pulang lebih awal.
”Dia itu biasanya ngotot, pokoknya kalau mau jalan, ya, harus-ki ikut. Tapi kita sayang sama begitunya, jadi tidak segan. Belakangan ini berubah, kalau ditolak ajakannya tidak ngotot-mi,” beber Baim.
Keterangan Polisi
Kasat Lantas Polres Barru AKP Abdul Samad membenarkan terkait kecelakaan lalu lintas yang dialami Marla. Kejadiannya pagi hari, pukul 07.15 Wita. Mini bus jenis Honda Mobilio yang dikemudikan Syahruddin K (43), ringsek.
Bodi mobil sebelah kiri rusak parah, akibat menabrak tiang penyangga rumah warga, Kahar. Mobil kemudian terpelanting dan terlempar ke pekarangan rumah makan.
”Dia bawa empat penumpang, lima sama dia (Syahruddin). Mereka orang Parepare, katanya mau ke Makassar,” ujar Samad.
Kecelakaan yang merenggut dua nyawa perempuan tersebut diduga akibat kelalaian dari pengemudi. Akibatnya, mobil putih bernomor polisi DP 1283 AM yang melaju kencang dari arah utara tersebut keluar jalur.
”Diduga sopirnya ini mengantuk, makanya mobil tidak terkendali. Larinya cepat terus keluar jalur. Oleng, kan, makanya dia tabrak itu rumah warga di pinggir jalan sama ada rumah makan juga diserempet,” lanjutnya.
Sementara, menurut keterangan saksi, Ismail (35), mobil yang dikemudikan Syahar melaju kencang dari arah Parepare, kemudian tiba-tiba oleng masuk ke area rumah warga.
”Kencang, dia tabrak rumahnya aji (Haji Kahar). Terus terlempar ke sini (pekarangan rumah makan), sekitar 20 meter lebih. Makanya rusak itu bagian depan rumahnya,”
Berdasarkan olah TKP Polres Barru, kondisi mobil mengalami rusak berat. Ringsek pada pintu sebelah kiri, kaca pintu sebelah kiri pecah, bumper depan pecah, kaca utama depan retak, ban depan dan belakang sebelah kiri pecah, velg depan belakang sebelah kiri pecah, kaca utama belakang pecah, dan spion sebelah kiri tanggal.
Penumpang atas nama Marlyanti Ibrahim (43) mengalami pecah kepala bagian sebelah kiri, patah tulang lengan kiri, luka robek pada pinggang kiri, dan dinyatakan meninggal dunia di TKP. Jenazahnya di bawa ke RSUD Tipe C Barru, untuk di lakukan visum.
Begitu juga dengan pelajar 17 tahun, Marsyela. Dia mengalami luka robek pada bibir sebelah kanan, pendarahan pada telinga kiri, dan selanjutnya dibawa ke RSUD Tipe C Barru. Sayangnya, nyawa Marsyela tidak tertolong dang meninggal saat perjalanan menuju rumah sakit.
Sementara dua penumpang lainnya, Syauki Attaila (12) dan Khalisa (15) dinyatakan selamat. Hanya saja keduanya mengalami luka berat dan sedang dalam penanganan dokter.
Syauki Attalia mengalami luka lecet pada paha sebelah kiri, lecet di bagian wajah, telinga kiri robek, kepala kiri belakang robek. Dia ditangani di Puskesmas Pancana Kecamatan Tanete Rilau, untuk dilakukan pertolongan awal.
Sedangkan Khalisa dilarikan ke RSUD tipe C Barru untuk mendapat perawatan, setelah lengan kirinya mengalami patah tulang tertutup, luka robek pada ibu jari sebelah kiri, telinga kiri pendarahan dan kesadarannya menurun. (fnn)