Diduga Lecehkan Mahasiswa di Lokasi KKN dan Kampus, Ini Pembelaan Oknum Dosen UNM

  • Bagikan

MAKASSAR, SULBAREXPRESS – Dunia pendidikan kembali tercoreng. Oknum dosen teknik Universitas Negeri Makassar (UNM) diduga melecehkan sejumlah mahasiswanya.

Hal itu diketahui setelah sejumlah mahasiswa melakukan curhatan kasus yang dialami di akun Instagram @mekdiunm. Bentuk pencabulan yang dituduhkan dilakukan oknum dosen beragam. Mulai dari mengelus pipi, memeluk, hingga nekat meraba payudara korban. “Saya juga menjadi korban, mulai dari tangan, paha, dia pelukka dari belakang,”kata seorang korban.

Diketahui oknum dosen tersebut mempunyai jabatan penting di fakultas teknik. Tidak tanggung-tanggung, dia menjabat sebagai Sekretaris Jurusan. Bukan hanya di kampus, oknum dosen tersebut juga kerap melecehkan mahasiswa yang menjadi bimbingan di lokasi KKN.

Bahkan Akun @mekdiunm juga mengupload salah satu buku yang cukup mencengangkan. Buku itu adalah hasil penelitian dosen HB terhadap mahasiswanya soal panjang alat vital pria di jurusan PTIK kelas D.

Kabag Humas UNM Burhanuddin yang dikonfirmasi enggan menanggapi berita tersebut. Ia mengaku kasus ini akan diselesaikan di lingkup fakultas terlebih dahulu. “Fakultas dulu yang ambil alih. Diselesaikan di fakultas dulu, ya. Saya belum bisa komentar,” kata Burhanuddin.

Sementara itu, HB, oknum dosen di kampus UNM yang dituduh mencabuli sejumlah mahasiswi membantah. Ia bersaksi tak pernah melakukan hal tersebut. Hal itu diungkap lewat pembicaraan telpon sang dosen yang diunggah akun @mekdiunm, Selasa, 31 Mei 2022.

“Kalau saya dekat dengan mahasiswa, iya. Tapi untuk melakukan hal-hal begitu, saya berani bersaksi tidak pernah,” ujarnya.

Ia mengaku sudah menjadi dosen di Fakultas Teknik UNM sejak tahun 2005. Selama itu, ia akrab dengan banyak mahasiswa.

Ia pun meminta untuk para korban yang merasa pernah dilecehkan untuk datang dan membuktikannya. Ia siap disanksi jika bersalah.

Namun, hingga kini HB masih melakukan aktivitasnya seperti biasa, mengajar di kampus. Menurutnya, jika kasus ini benar, maka pimpinan termasuk Dekan harusnya menghubunginya.

“Jadi siapa orangnya? boleh datang yang mengaku-ngaku (dilecehkan). Tapi saya juga tidak pernah ditelepon oleh pimpinan,” bebernya. (fajar)

  • Bagikan