SUDAH banyak ruas jalan di Kabupaten Mamasa, Sulbar, bisa ditempuh dengan waktu relatif singkat. Sebaliknya, tak sedikit pula wilayah-wilayah yang akses transportasinya masih jauh dari kata memadai.
Catatan:
M. Danial
(Jurnalis)
Seperti jalur penghubung Tabone-Nosu. Walau hanya berjarak 27 kilometer, untuk menempuhnya butuh waktu dua jam. Sebelum perbaikan sebagian ruas jalan poros Tabone-Nosu, jarak 27 kilometer membutuhkan waktu empat sampai lima jam.
Hingga kini, masih berlangsung pengerjaan jalan pada poros tersebut. Sekira 7 hingga 8 kilometer yang sudah mulus menggunakan konstruksi beton. Sampai di ujung pengerjaan jalan yang masih berlangsung, dengan kendaraan roda empat menjajal puluhan kelokan, tanjakan dan penurunan yang ekstrim butuh waktu sekira setengah jam.
Selebihnya, kondisi jalan sekira 18 kilometer sampai ke Nosu masih sebatas pengerasan. Sebagian permukaan jalan terlihat bekas aspal yang sudah tak berbentuk.
Saat melintas menuju Nosu, hujan baru saja reda. Cukup panjang permukaan jalan tertutup lumpur atau tertimbun bekas longsor. Kondisi cuaca yang tidak bersahabat, menyebabkan perjalanan membutuhkan waktu lebih lama. Para pengemudi kendaraan roda empat pun harus bekerja keras untuk menaklukan rintangan berupa lumpur atau lubang di tengah jalan.
Meski baru sebagian kecil ruas jalan dengan kondisi baik, kendaraan roda empat jenis avanza sudah lalu-lalang menuju dan dari Nosu. Malah, sampai ke Pana sebagai angkutan penumpang umum. Jalanan dari Nosu ke Pana kurang lebih 28 kilometer, kondisinya tidak beda dengan ruas jalan Tabone-Nosu yang membutuhkan perhatian untuk perbaikan.
Warga setempat menyatakan bersyukur adanya perhatian Pemprov Sulbar untuk perbaikan jalan di wilayah pegunungan tersebut. Perhatian yang sudah lama mereka harapkan untuk memudahkan sarana angkutan menjangkau wilayah tersebut. Mereka berharap kelanjutkan pengerjaan jalan sebagai prioritas, untuk mempercepat terbukanya isolasi wilayah dua kecamatan, Nosu dan Pana.
“Kami bersyukur pemerintah provinsi sudah ada perhatian memerbaiki jalan di sini. Kami sangat berharap pengerjaan jalan terus dilanjutkan dan menjadi prioritas sampai tembus Nosu, bahkan Pana,” kata Marianus, Senin 31 Mei 2022 lalu.
Warga lain, Marthen, mengatakan sejak kondisi jalan sudah lebih baik, sangat membantu kelancaran berbagai kebutuhan masyarakat. Angkutan umum pun makin lancar, baik yang melayani penumpang dari Polewali, Kabupaten Polewali Mandar (Polman) maupun langaung dari Makasssar, Sulsel, ke Nosu dan Pana.
Menurut Marthen, sebelum perbaikan jalan dengan kondisi seperti sekarang, waktu tempuh dari Tabone ke Nosu sekira empat sampai lima jam. Untuk lanjut ke Pana sejauh 28 kilometer, membutuhkan waktu yang sama. Sejak jalanan sudah baik sebagian, dari Tabone ke Nosu paling lama dua jam. “Kalau hujan lagi, jalanan becek, berlumpur karena banyak longsor, perjalanan bisa lebih lama,” jelas sopir angkutan umum jeniz avanza.
Kepala Dinas PUPR Sulbar Muhammad Aksan mengatakan, kegiatan peningkatan jalan poros Tabone-Nosu telah dikerjakan dua tahap yang dibiayai dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Tahap pertama sepanjang 4,7 kilometer dengan biaya Rp 14 Miliar, dan tahap kedua 3,4 kilometer Rp 11 Miliar.
Pengerjaan jalan Tabone-Nosu, sebagaimana di wilayah pegunungan lainnya banyak terkendala faktor cuaca (musim hujan). Menurut Aksan, kontraktor sudah diingatkan supaya menggunakan dengan baik waktu agar pekerjaannya selesai tepat waktu. “Yang melewati batas waktu, konsekuensinya sudah jelas,” katanya. Semoga demikian. (*)