Pemprov Gandeng Keduataan Inggris Atasi Blank Spot di Sulbar

  • Bagikan
Kadis Kominfo Sulbar Mustari Mula bersama Digital Access Programme Lead Christopher Agass, Tenaga Ahli Gubenur Sulbar dan mitra relawan TIK Sulbar saat melakukan pertemuan multistakeholder digital acces programme (DAP) pengembangan dan pemanfaatan internet komunitas di wilayah Sulbar, di hotel Maleo, Selasa 7 Juni 2022. -- foto: idrus ipenk --

MAMUJU, SULBAREXPRESS – School Of Community Networks atau sekolah internet komunitas, menjadi salah satu upaya pembelajaran dan pengembangan jaringan internet komunitas berbasis desa. Ini pun terus dikembangkan.

Hal tersebut dilakukan untuk menjawab tantangan perkembangan teknologi. Saat ini internet sudah menjadi kebutuhan bagi setiap orang, namun jangkauan internet masih terbatas. Begitu juga program internet ke wilayah terpencil masih terbilang sulit.

Program internet ini juga bukan pertama kali dilakukan, namun hadirnya Sekolah Internet Komunitas ini diharap menjadi akses bagi masyarakat untuk menikmati internet. Terutama bagi masyarakat yang belum menikmati jaringan internet, termasuk di desa terpencil.

Sehingga melalui pertemuan multistakeholder digital acces programme (DAP) pengembangan SDM dan pemanfaatan internet komunitas di daerah ini, Pemprov Sulbar bersama Kedutaan Besar (Kedubes) Inggris dan beberapa mitra, seperti Relawan TIK Sulbar menggelar pertemuan untuk melaksanakan program Sekolah Internet Komunitas.

Digital Access Programme Lead Christopher Agass mengatakan, melalui Kedubes Inggris Jakarta pihaknya berupaya untuk membangun konektifitas agar desa bisa terjangkau internet.

“Karena masih banyak desa di Sulbar belum terjangkau internet, akses ini akan menentukan bagaimana pengembangan ekonomi, sosial dan pendidikan,” kata Christopher Agass, Selasa 7 Juni 2022.

Ia menambahkan, tujuan DAP untuk mendukung akses digital yang inklusif, terjangkau, dan aman, terutama untuk desa terpencil.

Hal itu juga disampikan Digital Access Programme Adviser Karlina Octaviany, pihaknya juga melibatkan mitra dari Common Room Network Foundation, sebagai Inisiatif Jaringan Komunitas Sekolah Common Room adalah proyek pengembangan kapasitas, yang bertujuan mengembangkan dan mengkonsolidasikan infrastruktur internet berbasis komunitas dan mempromosikan keterampilan digital lokal.

“Ini dilakukan di sembilan daerah di Indonesia salah satunya Sulbar, sejauh ini kerjasama antar desa seperti di Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar sangat cepat dan paling kompak menjalankan program,” ujarnya.

Sehingga dari situ, pihaknya melihat bahwa program tersebut memiliki prospek yang baik untuk pengembangan internet di Sulbar. “Kita menguji coba model bagaimana masyarakat mengelola internet menggunakan SDM dan itu akan dilatih oleh mitra kami,” ucapnya.

Sementara, ia mengaku bahwa Kedubes Inggris telah berkomitmen dengan pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan masalah kesenjangan internet, termasuk pihak kedutaan telah melakukan pemetaan untuk dikerjasamakan secara nasional.

Ia pun berharap dari pertemuan tersebut bisa segera dilakukan tindak lanjut untuk mengimplementasikan program internet acses tersebut.

Sementara Kepala Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik (Kominfopers) Sulbar Mustari Mula menyambut baik pelaksanaan program tersebut.

Ia mengatakan program tersebut merupakan upaya untuk memperkuat SDM di desa. Itu sebagai bekal agar desa tidak gagap dalam mengahadapi program internet desa.

“Meski baru beberapa desa yang dijadikan sampel, tetapi ini bisa diadopsi menjadi program lanjutan pada program pengembangan internet desa,” jelasnya.

Ia mengatakan, model yang ditetapkan kedutaan Inggris merupakan model yang telah diterapkan di beberapa negara khusunya di Indonesian. “Untuk tahap awal itu sudah ada pengembangan di sembilan desa di Kecamatan Campalagian, ini akan menjadi role model untuk diterapkan di Sulbar,” terangnya.

Selain itu, menurutnya dari SDM yang telah dilatih akan digunakan untuk mengelola apabila kedepan terdapat program yang berkaitan internet desa, maka SDM yang telah dibina nanti akan mengelolanya.

Dukungan terkait implementasi program tersebut juga datang dari Sekretaris Dinas Pemberdayaan dan Masyarakat Desa (DPMD) Sulbar Andi Muh. Yasin. Ia mengatakan desa tentu harus mempersipakan diri, terutama membangun kerjasama untuk melakukan peningkatan internet desa.

“Itu bisa dilakukan desa berdasarkan keinginan masyarakat desa, dan disetujui kepala desa. Desa bisa menganggarkan melalui dana desa dan bantuan APBD,” terangnya.

Camat Campalagian Suwono mengaku, dipilihnya beberapa desa menjadi pilot project program tersebut dapat semakin membuka akses komunikasi bagi perangkat desa dan Kecamatan Campalagian, apalagi tanpa ada biaya.

Itu juga sekaligus menjadi program percontohan bagi desa lain terkait pembukaan akses layanan internet berbasis aplikasi.

“Kalau saat ini desa yang menerapkan program tersebut yaitu, Desa Laliko, Katumbangan Lemo, Lapeo, Agi-agi, Kenje dan ada beberapa desa lain di Kecamatan Tinambung, Desa Napo dan Anreapi, Desa Kelapa Dua,” tandasnya. (idr/ham)

  • Bagikan

Exit mobile version