BANDUNG, SULBAREXPRESS – Penemuan bahan peledak jenis TNT, senjata api, dan amunisi di Bandung, Jawa Barat (Jabar), terus ditelusuri. Terdapat dugaan bahwa barang berbahaya itu merupakan barang inventaris kelompok Jamaah Islamiyah (JI). Namun, barang dalam kondisi tidak jelas akibat pergantian kepemimpinan dan sejumlah penangkapan anggota JI.
Informasi yang diterima, TNT tersebut diduga milik kelompok Antapani, sebuah jaringan yang tergabung dengan JI. Kelompok tersebut terbilang cukup lama eksis. Sejak 2003. Namun, pergantian kepemimpinan akibat serangkaian penangkapan membuat inventaris kelompok teror itu tidak jelas statusnya.
Pengamat terorisme Al Chaidar mengungkapkan, kelompok JI memang terbiasa menggunakan TNT sebagai bahan peledak. Seperti yang digunakan saat Bom Bali. Kemungkinan TNT dan sejumlah senjata itu milik kelompok JI tentu sangat besar. Sebab, JAD biasanya juga sulit mendapatkan TNT. “Masih perlu didalami lagi ya,” terangnya.
Status inventaris yang tidak jelas mendorong anggota JI berinisiatif menyimpannya di rumah kosong. Bisa jadi pemilik rumah juga tidak mengetahui bahwa ada bahan peledak disimpan di sana. “Seperti ini biasa terjadi di kelompok teroris,” terangnya.
Menurut Al Chaidar, asal usul dari TNT dan senjata itu memang sulit diketahui. Biasanya didapatkan dari pasar gelap. “Misterius asalnya (TNT). Tapi, beberapa senjata itu berasal dari Filipina,” paparnya.
Yang pasti, disitanya bahan peledak, senjata api, dan amunisi itu mampu mencegah terjadinya aksi teror. Korps Bhayangkara perlu diapresiasi karena mampu mencegah aksi teror yang bisa memakan banyak korban jiwa. “Daya ledak TNT ini besar,” ungkapnya.
Perlu diketahui, TNT atau trinitrotoluene merupakan bahan peledak senyawa nitrogen. Biasanya berwarna kuning yang digunakan untuk berbagai keperluan. Mulai militer hingga meledakkan bangunan. Bahan peledak tersebut hanya bisa dipicu menggunakan detonator.
TNT merupakan bahan peledak yang titik lelehnya tinggi dan tidak sensitif terhadap guncangan. Sehingga sangat aman disimpan dalam waktu yang cukup lama. Karena alasan itulah bahan peledak tersebut menjadi salah satu yang digemari.
Dari Bandung dilaporkan, polisi tengah memeriksa empat saksi berkaitan dengan temuan senjata api beserta ribuan peluru dan sejumlah bahan peledak. Hingga saat ini, siapa pemilik barang berbahaya tersebut masih misterius.
Kabidhumas Polda Jabar Kombes Ibrahim Tompo mengungkapkan, empat saksi yang sudah diperiksa di antaranya adalah orang yang kali pertama menemukan senjata api dan bahan peledak. “(Mereka) itu yang memeriksa rumah, kemudian yang melaporkan, dan juga yang sempat melihat pertama,” katanya dilansir Radar Bandung (grup sulbarexpress.co.id), kemarin.
Pemeriksaan juga akan dilanjutkan kepada pemilik rumah berinisial DKH. “Kemarin belum sempat kami lakukan pendalaman, baru sekadar interogasi,” ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, senjata api laras panjang beserta ribuan peluru dan peledak ditemukan di sebuah rumah tak berpenghuni di Jalan Asia-Afrika, Kota Bandung, Senin malam, 6 Juni 2022.
Kapolrestabes Bandung Kombes Aswin Sipayung mengatakan, hasil penelitian sementara, peluru yang ditemukan masih aktif. Bahan peledak dan senjata tajam beserta pelurunya dibawa oleh tim Brimob Polda Jabar untuk dilakukan disposal atau pemusnahan. (jpc)