Sutinah Distribusikan Bantuan ke Korban Gempa, Puji Warga Bangun Kampung Pengungsian

  • Bagikan
Bupati Mamuju Sitti Sutinah Suhardi menyerahkan bantuan bagi korban gempa di Desa Sumare, Kecamatan Simboro, Jumat 10 Juni 2022. -- foto: humas pemkab mamuju --

MAMUJU, SULBAREXPRESS – Jumat 10 Juni 2022, Bupati Mamuju Sitti Sutinah Suhardi memimpin penyaluran bantuan ke korban gempa di Kecamatan Simboro.

Bantuan itu merupakan hasil kolaborasi Pemkab Mamuju bersama Baznas Mamuju didukung Kemensos dan sejumlah stakeholders terkait.

Sutinah menyisir sejumlah titik pengungsian di Simboro, salah satu wilayah yang juga terdampak bencana gempa yang terjadi Rabu 8 Juni 2022.

Ia membawa sejumlah kebutuhan pokok, mulai dari makanan instan, beras, air hingga kebutuhan bayi, disambut gembira warga penyintas gempa. Namun yang menarik di desa sumare ada hal justru mengejutkan bupati dan mendapat atensi khusus adalah “”Kampung Pengungsian” yang terletak tidak jauh dari pemukiman warga.

Hal tersebut menarik perhatian Sutinah. Alih-alih menggunakan tenda plastik layaknya tempat mengungsi yang didirikan di tempat lain, warga Desa Sumare, Kecamatan Simboro, justru secara mandiri membangun rumah-rumah atau pondokan kayu sederhana dengan membentuk perkampungan di atas perbukitan Sumare.

“Ini sangat menginspirasi, bagaimana masyarakat Sumare telah melakukan langkah mandiri mitigasi bencana dengan “Kampung Pengungsian” yang seperti ini, tentu ini akan saya sampaikan kepada OPD terkait dan kita juga akan mengedukasi pemerintah desa dan kelurahan untuk bisa juga membuat yang seperti ini, agar jika sewaktu-waktu terjadi bencana masyarakat sudah tahu harus mengamankan diri kemana,” kata Sutinah.

Kata Sutinas, dengan “Kampung Pengungsian” warga tidak lagi repot mendirikan tenda. Ini akan lebih mudah rusak dan panas, sebab sudah ada pondok yang siap menampung mereka dalam situasi bencana.

Untuk membantu warga yang saat ini masih berada di tempat itu, Bupati berjanji akan berupaya membangun sarana MCK demi kenyamanan ratusan warga yang menempati “Kampung Pengungsian” yang ternyata telah dibangun warga sejak gempa tahun 2021 silam.

Salah seorang warga, Sonnang, yang juga menempati salah satu pondok bersama tiga kepala keluarga lainnya di “Kampung Pengungsian” mengaku dirinya bersama warga lainnya bahu-membahu mengumpulkan sisa bangunan yang rusak terdampak gempa utamanya material kayu sebagai bahan utama pembangunan pondokan.

Pada akhirnya upaya itu juga diikuti oleh banyak warga di Desa Sumare, sehingga “Kampung Pengungsian” yang pertamakali dibangun oleh Condro Budoyo selaku penjabat kepala desa saat itu, sekarang telah berjumlah 50 pondok dan dapat menampung masing-masing tiga sampai empat kepala keluarga di masing-masing pondok yang berukuran rata-rata 4×5 meter tersebut.

Sutinah Suhardi mengharapkan “Kampung Pengungsi” ini nantinya tidak hanya digunakan dalam menghadapi kondisi bencana, ia menilai lokasi pengungsian yang cukup tinggi dapat dikembangkan menjadi areal wisata edukasi mitigasi bencana, maupun tempat hiburan di saat senggang bersama keluarga. (*/ham)

  • Bagikan

Exit mobile version