MAJENE, SULBAREXPRESS – Pascagempa dengan magnitudo 5,8 yang berpusat di Kabupaten Mamuju, dampaknya sampai ke daerah lain. Puluhan warga Kabupaten Majene, Sulbar, masih memilih bertahan di lokasi pengungsian. Kondisinya memperihatinkan.
Salah satu area pengungsian yaitu tepatnya di pinggir jalan Trans Sulawesi, Dusun Tarupa, Desa Tubo, Kecamatan Tubo, Kabupaten Majene. Sorangpenyintas gempa, Sudarwi, yang ikut mengungsi mengaku berada di pengungsian sejak Rabu 8 Juni 2022.
Ia mengatakan, diantara pengungsi ada lansia, ada juga bayi dan balita. “Asalnya dari Dusun Ulahi Desa Tubo. Sampai sekarang belum ada bantuan apapun dari pemerintah,” ucapnya.
Meski demikian, lanjutnya, pernah ada datang yang mendata jumlah pengungsi. “Hanya mendata, pengungsi kini sangat berharap perhatian. Kebutuhan utama adalah air bersih dan bahan makanan. Kamis tidak berani pulang sebelum ada perintah dari pak desa. Ini kita takut gempa susulan,” ungkapnya.
Hal serupa juga disampikan salah seorang warga lokasi pengungsian. Dirinya mengaku, jika hingga saat ini belum berani kembali ke rumahnya. “Kami masih takut, jangan sampai ada gempa susulan,” kata dia, saat dikonfirmasi, Jumat 10 Juni 2022.
Ia juga mengaku belum mendapat perhatian dari pemerintah setempat sejak mengungsi di lokasi tersebut. “Kebutuhan mendasar saat ini air bersih,” katanya.
Lanjut ia menjelaskan, para pengungsi di lokasi tersebut masih menunggu petunjuk pemerintah setempat terkait perkembangan gempa bumi. “Kami masih menunggu petunjuk pemerintah. Kalau sudah aman, kami akan kembali ke rumah masing-masing,” kata dia.
Sebelumnya, gempa bumi bermagnituo 5,8 mengguncang Kabupaten Mamuju dan Majene. Gempa bumi tersebut terjadi tepat di 2.74 lintang selatan, 118.54 bujur timur. Kejadiannya sekira pukul 13.32 Wita. Gempa tersebut terjadi di kedalaman 10 kilometer.
Setelah itu, gempa bumi susulan dengan kekuatan bervariasi mengguncang wilayah Kabupaten Majene, Sulbar. Gempa bumi susulan tersebut berkekuatan mulai dari 2.9 hingga 4.3 magnitudo. (idr/ham)