MAMUJU, SULBAR EXPRESS – Kerukunan Keluarga Luwu Raya (KKLR) Sulbar menggelar halal bihalal sekaligus Musyawarah Wilayah II. Dalam kesempatan ini, Khaeruddin Anas kembali terpilih menjadi Ketua KKLR Sulbar periode 2022-2027.
Sekprov Sulbar Muhammad Idris DP mengatakan, atas nama pemerintah darah menyampikan apresiasi terhadap berbagai aktivitas KKLR yang telah dilakukan di Sulbar.
“Tahun terkahir ini. Sulbar diberi ujian yang tidak mudah, saya tau sepak terjang dari KKLR telah mendahului komunitas yang lain dalam melakukan aktivitas khusunya kebencanaan,” ucapnya.
Ia menyampikan, dalam membangun komunitas seperti kerukunan, harus mampu melakukan berbagai terobosan untuk terus memperkuat eksistensi lembaga.
“Kerukunan harus mampu mempersatukan keluarga yang ada melalui komunitas, saya tau itu tidak mudah, tetapi itu harus dilakukan,” ujarnya.
Termasuk, lanjutnya, melakukan pemberdayaan, pembinaan, dan mampu melakukan fungsi sosial.
“Saya menyampaikan terima kasih kepada seluruh warga Luwu di Sulbar. Seperti filosofi orang Mandar, siapa yang sudah meminum air di Mandar maka sudah menjadi orang Mandar, artinya kehadiran Kerukunan Luwu ini menjadi satu kesatuan di Sulbar,” terangnya.
KKLR juga menurutnya menjadi potensi besar yang dimiliki Sulbar, sebab tanpa mereka menurutnya Sulbar sulit untuk berkembang.
“Kehadiran organisasi daerah ini dapat mendinamisasi daerah ini, karena kawan-kawan yang datang memiliki budaya kerja yang berbeda, dan budaya produktif itu bisa di adopsi terutama untuk masyarakat Sulbar,” terangnya.
Sementara Ketua KKLR Sulbar Khaerudin Anas mengatakan halal bihalal yang dilaksanakan dirangkaian dengan Musyawarah Wilayah II itu juga sebagai rangkaian untuk mempererat silaturahmi antar kerukunan se Sulbar.
“Kegiatan ini menghadirkan seluruh pengurus KKLR dari berbagai kabupaten di Sulbar. KKLR berdiri telah lama dan sampai hari ini masih eksis dan ikut terlibat dalam pembangunan daerah khususnya Sulbar,” ucapnya.
Saat ini, lanjut Khaeruddin, keanggotan KKLR cukup besar. Seperti di Kabupaten Pasangkayu jumlahnya mencapai 12.000, di Mamuju Tengah ada 6.000, Mamuju 2.000.
“Kegiatan ini kami gagas dalam waktu yang singkat, sehingga banyak anggota tidak hadir,” jelasnya.
“Tujuan utama untuk membangun kebersamaan. Jadi KKLR tidak eksklusif, karena semua keluarga berhimpun saling mendukung saling membantu. Seperti ketika terjadi bencana terlibat membantu bukan hanya keluarga tetapi masyarakat umum di Mamuju,” lanjutnya.
Hal itu, menurutnya menjadi peran penting bagian dari KKLR sebagai elemen penting dalam pembangunan Sulbar.
Senada dengan itu, Wakil Ketua Badan Pengurus Pusat (BPP) KKLR Wilayah Timur Abdul Thalib Mustafa menyampaikan, organisasi kerukunan yang ada saat ini juga telah ada di Jakarta dan di Makassar, sehingga keanggotannya telah tersebar di beberapa wilayah di Indonesia.
“Jumlahnya cukup besar. Bagi kami sebagai orang rantau, dimana bumi di pijak disitu langit dijunjung. Artinya, kerukunan yang ada dapat bersinergi dengan pemerintah daerah dan mengambil peran, bergandengan tangan dengan berbagai organisasi kerukunan untuk membangun Sulbar,” ucapnya.
Selain itu, lanjutnya kerukunan ini tidak terlibat dalam berpolitik, tetapi memberikan kebebasan kepada setiap individu untuk menentukan setiap pilihan. (idr/ham)