KIEV, SULBAREXPRESS – Tentara Ukraina telah diperintahkan untuk mundur dari kota Sievierodonetsk di wilayah timur setelah beberapa pekan terlibat pertempuran sengit dengan pasukan Rusia.
Perintah itu dikeluarkan untuk menghindari jatuhnya korban lebih banyak dan mengatur ulang strategi. Namun, langkah Ukraina itu dipandang Rusia sebagai kemenangan telak.
Para pejabat Ukraina mengatakan tinggal sedikit wilayah yang perlu dipertahankan di kota itu, di mana ratusan warga sipil terperangkap di sebuah pabrik kimia.
Perintah mundur pada Jumat itu dikeluarkan empat bulan setelah invasi Rusia dimulai pada akhir Februari, yang telah menewaskan ribuan orang, mengusir jutaan lainnya dan menghancurkan kota-kota. Gubernur wilayah Luhansk Serhiy Gaidai mengatakan tentara Ukraina di Sievierodonetsk telah diperintahkan untuk pindah ke tempat lain.
“Tetap berada di posisi yang hancur berkeping-keping selama berbulan-bulan demi bertahan di sana, tidak masuk akal,” kata Gaidai di televisi Ukraina.
Mundur dari Sievierodonetsk akan menjadi kekalahan terbesar bagi Ukraina sejak kehilangan kota pelabuhan Mariupol di selatan pada Mei.
Di sebelah selatan Sievierodonetsk, tentara Ukraina juga ditarik dari kota Hirske dan Zolote, kata Oleksiy Arestovych, penasihat Presiden Volodymyr Zelenskyy.
Arestovych mengatakan penarikan pasukan dari kota-kota itu adalah keputusan bagus yang menabrak tradisi militer Soviet dan pasca-Soviet untuk pantang menyerah apa pun kondisinya.
Dia mengatakan militer Ukraina mendapat pelajaran berharga saat bertempur melawan pasukan pro-Rusia pada 2014 dengan bertahan habis-habisan.
“Sekarang, untuk pertama kalinya, kami punya contoh bagaimana pasukan kami mundur secara teratur,” katanya lewat unggahan video daring.
Pasukan Rusia telah memasuki Hirske dan menduduki distrik di sekitarnya secara penuh pada Jumat, kata pemimpin kota itu, Oleksiy Babchenko. “Ada bendera merah (Rusia) berkibar di atas gedung kota (di Hirske),” kata juru bicara pemerintah setempat.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengecilkan kemungkinan kehilangan lebih banyak daerah di Donbas. “Putin ingin menduduki Donbas pada 9 Mei. Kami (ada di sana) pada 24 Juni dan masih bertempur. Mundur dari beberapa pertempuran bukan berarti kalah perang,” kata Kuleba dalam wawancara dengan harian Italia Corriere della Sera.
Kantor staf umum angkatan bersenjata Ukraina mengatakan pasukannya meraih sejumlah keberhasilan di wilayah Kherson di selatan. Mereka memukul mundur tentara Rusia dari posisi bertahan di dekat desa Olhine.
Media Ukraina menayangkan rekaman tentang sebuah sekolah yang terbakar dan dihancurkan oleh roket-roket Rusia di Avdiivka, sebuah kota di Donetsk di wilayah yang dikuasai Ukraina. Beberapa laporan mengatakan sekolah itu telah digunakan sebagai pusat pertolongan pertama dan serangan itu menghancurkan obat-obatan dan pasokan lain. (ant)