PASANGKAYU, SULBAREXPRESS – Penjabat Gubernur Sulbar Akmal Malik telah mengerahkan tim terpadu ke lokasi peternakan sapi di Kabupaten Pasangkayu yang diduga terjangkit Virus Jembrana.
Tim terpadu memantau langsung hewan ternak, bahkan banyak sapi yang mati diduga karena Virus Jembrana di Desa Makmur Jaya, Kecamatan Tikke Raya, Kabupaten Pasangkayu, Minggu 17 Juli 2022.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulbar Amri Ekasakti mengatakan, setelah ada informasi melalui media, gubernur langsung perintahkan untuk melakukan pemantauan kondisi lapangan bahwa ada penyakit varian baru yang masuk yaitu Virus Jembrana.
“Terkait penanganan yang sudah dilakukan, menguburkan hewan yang sudah mati itu sesuai perintah Kepala Desa Makmur Jaya. Saat ini data yang diperoleh dari Kades Makmur Jaya, ada 77 ekor sapi mati yang sudah terdata,” kata Amri.
Sementara Kadis Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Sulbar Muhtar menyampaikan, ternak itu harus memenuhi kaidah-kaidah peternakan yang bagus. Seehingga ketika ada ketimpangan, kondisi ternak tidak mudah terpapar penyakit.
“Ternak kita disini ditunjang tempat lingkungannya sangat luas dan sering kena matahari serta kena hujan terus, namun ada Virus Jembrana menyerang ternak,” papar Muhtar.
Menurutnya, peternak memelihara secara sistem perkandangan, itupun bukan setiap hari di kandangkan. Tetapi pada saat hujan, sapi-sapi tidak bisa berlindung, dan hanya sesekali berlindung.
“Jadi kita perlu beri bimbingan dan edukasi kepada peternak sapi dalam menanggulangi Virus Jembaran ini,” tutur Muhtar.
Kades Makmur Jaya, Ahmad Haeruddin menyatakan, sudah ada dua bulan ini ternak sapi warga Desa Makmur Jaya banyak yang mati.
“Saya langsung ambil inisiatif untuk mendata sapi yang mati. Sudah ada 77 ekor sapi warga Desa Makmur Jaya mati, dan saya langsung laporkan ke Kadis Perkebunan dan Peternakan Pasangkayu,” ujar Haeruddin.
Ia menjelaskan, Kadis Perkebunan dan Peternakan Pasangkayu langsung merespon dan melihat kondisi sapi yang sudah mati serta memerintahkan dokter hewan untuk periksa penyebab banyak sapi yang mati.
“Baru-baru ini kami tahu, bahwa sapi mati terjangkit penyakit Virus Jembrana, itu setelah ada tim dokter hewan dari Balai Besar Veteriner Maros, Sulsel,” jelas Haeruddin.
Dokter Hewan Balai Besar Veteriner Maros drh Rozana melakukan investigasi di lapangan guna memastikan penyabab kematian sapi ini. Ia juga melakukan koordinasi dengan dinas terkait di Pasangkayu dan Sulbar.
“Saya dari Balai Besar Veteriner Maros melakukan investigasi pemeriksaan penyabab kematian sapi ini, dan mengambil enam sampel organ sapi dikirim untuk dites di laboratorium Balai Besar Veteriner Maros,” terang Rozana.
Dirinya mengungkapkan, enam sampel organ yang dikirim untuk dites di laboratorium, dan hasilnya sudah ada yang keluar, positif penyakit Virus Jembrana.
Lanjut Rozana, pihaknya masih terus melakukan investigasi pemeriksaan hewan yang mati, karena masih ada sampel belum keluar hasilnya, sebab dalam tahap pemeriksaan di laboratorium Balai Besar Veteriner Maros saat ini.
“Ciri-ciri penyakit yang terjangkit virus jembrana itu, ada darah keluar melalui pori-pori. Ada juga yang mati ditemukan tidak ada tanda-tanda itu tadi, maka kami terus investigasi melakukan pemeriksaan terus,” ungkapnya.
Salah seorang warga Desa Makmur Jaya, Kadri, menerangkan kalau dirinya memiliki lebih 20 ekor sapi. Sebagian sudah dijual harga Rp 9 juta. Saat ini sudah dijual dengan harga Rp 5 juta, bahkan terkadang lebih murah lagi. Sebagian sapinya ada yang mati, dan saat ini tinggal satu ekor tersisa, itupun masih kecil.
“Ada berapa kelompok ternak sapi mempunyai sekitar 300 ekor, tetapi sekarang tidak cukup 100 ekor. Jadi saya berharap kepada pemerintah untuk memberikan bantuan bibit sapi kepada kolompok peternak di sini,” harapnya. (ndi/ham)