Tanjung Babia, Suguhan Wisata Memesona di Pasangkayu

  • Bagikan
Warga menikmati keindahan alam di objek wisata Tanjung Babia. -- foto: andi safrin mahyuddin --

SECARA Geografis, Kabupaten Pasangkayu, Provinsi Sulbar, terletak pada tkoordinat antara 3°39′ sampai 4°16′ Lintang Selatan dan 119°53′ sampai 120°27′ Bujur Timur. Di sebelah utara, daerah ini berbatasan dengan Kabupaten Donggala, Provinsi Sulteng sebelah selatan dengan Kabupaten Mamuju Tengah, sebelah timur dengan Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulsel, dan sebelah barat dengan Selat Makassar.

Laporan:
Andi Safrin Mahyuddin

Kabupaten Pasangkayu merupakan salah satu wilayah pantai di Sulbar. Panjang pantai garis pantainya mencapai 157 Kilometer. Pasangkayu terkenal dengan keinadahan alam pesisirnya. Secara tidak lansung memiliki petensi destinasi kebudayaan dan pariwisata yang perlu digali bersama.

Kabupaten paling utara di Sulbar ini mempunyai banyak potensi budaya dan pariwisata, selain potensi wisata alam pantai, goa dan sungai, juga banyak potensi wisata agro dan wisata budaya komunitas suku di pedalaman.

Khususnya wisata alam pantai, ada beberapa objek yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai salah satu destinasi wisata di Sulbar, dengan alasan yang tidak kalah menariknya. Dalam Kota Pasangkayu, seperti Pantai Vovasanggayu, Pantai Maleo dan Tanjung Bakau yang memiliki panorama hutan mangrove (pohon Bakau) dengan berbagai habitat satwa.

Sementara di luar kota, ada Pantai Koa-koa, yang saat ini dijadikan lokasi event tahunan perlombaan gerobak sapi, yang menjadi angkutan masyarakat dahulu pada umumnya di Pasangkayu. Letaknga di Dusun Kayumaloa, Desa Polewali, Kecamatan Bambalamotu berjarak 20 Kilometer.

Ada Pantai Kuma dan Pantai Cinoki yang identik dengan pasir putihnya dan mangrove yang rimbun di Kecamatan Sarudu yang berjarak 80 Km dari kota kecamatan.

Pantai Barat Dapurang yang memiliki laut biru yang jernih, dan ombaknya tidak besar, sehingga bisa dijadikan tempat olahraga seperti volly pantai di Dusun Taragi, Desa Dapurang, Kecamatan Dapurang, berjarak 86 Km dari Kota Pasangkayu.

Pantai Tanjung Batu Oge di Desa Batu Oge. Batu Oge yang berarti Batu Besar, memiliki daya tarik tersendiri karena di tepi pantai terdapat dua batu besar ditumbuhi pepohonan memiliki cerita bagi masyarakat setempat, dan lautnya juga bisa dilakukan diving atau menyelam, di Kecamatan Pedongga berjarak kurang lebih 15 Km dari kota.

Di wilayah perbatasan Kabupaten Donggala Sulteng, ada Pantai Balabonda. Pantai ini relatif ombaknya besar, cocok untuk berselancar dan pengunjung dapat menyaksikan perahu Sandeq berjejer di sepanjang pantai. Objek ini berada di Dusun Balabonda, Desa Sarjo, Kecamatan Sarjo dengan jarak dari ibukota Kabupaten Pasangkayu 48 Km.

Kemudian Pantai Donggala di Desa Maponu, Kecamatan Sarjo, Pantai Sikente di Kelurahan Bambalamotu, Kecamatan Bambalamotu, Pantai Tampaure di Desa Tampaure, Kecamatan Bambaira.

Selain potensi wisata pantai, juga banyak destinasi lain seperti Goa Ape dan Telaga Ape di Desa Bambaira, Kecamatan Bambaira. Goa Kapaha dan Lambara di Desa Kasano serta Pantai Baliri Kecamatan Baras.

Bukan tanpa alasan, keindahan alam pantai telah terbukti mampu memikat wisatawan lokal untuk berkunjung ke Pasangkayu. Karena selain berwisata, pengunjung juga dapat menikmati kuliner khas dengan jenis yang beragam.

Selain menyajikan pemandangan pantai juga tersedia lapak-lapak makan, utamanya masakan ikan. Di sini ada pasar ikan, dan kita tinggal memilih ikan sesuai selera. Aa lobster, kepiting, cumi-cumi, kakap laut, dan sebagainya.

Salah satu objek wisata alam pantai yang mempesona dengan jajangan kuliner adalah Panti Tanjung Babia yang terletak di pinggiran Kota Pasangkayu, Kecamatan Pasangkayu, Kabupaten Pasangkayu.

Pantai ini selalu ramai dikunjungi karena menjadi salah satu suguhan tamu atau wisatawan dalam dan luar Pasangkayu, saat akhir pekan. Mereka biasanya datang mengajak teman atau komunitas maupun keluarga untuk menghabiskan waktu bersama.

Selain tidak membutuhkan anggaran banyak untuk bisa menikmati liburan akhir pekan bersama keluarga dari daerah luar Pasangkayu, menikmati kuliner dan panorama alam yang eksotik, juga jaraknya tidaklah jauh. Hanya berjarak sekitar 2 Km saja dari Kota Pasangkayu. Melewati beberapa ikon kota sepanjang jalan pesisir pantai, dengan waktu kurang lebih lima sampai sepuluh menit.

“Tanjung Babia atau biasa orang sini sebut ‘Tanjong’, menjadi salah satu tempat wisata kami, masyarakat Pasangkayu diakhir pekan. Bahkan di Tanjung Babia ini kita disuguhkan kuliner ,” kata salah satu pengunjung, Arpiah (38), saat membawa sanak keluarga yang berasal dari luar Sulbar, yang telah berkunjung ke Pasangkayu,

Memiliki garis pantai yang terbilang panjang yaitu sekira 3 km, wisatawan dapat puas bermain-main. Hamparan pasir pantai yang bersih terbilang aman untuk anak-anak yang ingin membuat istana pasir atau semacamnya. Selain itu, laut yang berwarna biru jernih dapat memanjakan mata para wisatawan yang hobby berolahraga air juga tersedia, seperti banana boat. Semuanya menjadi alasa kita terus menunda meninggalkan lokasi.

“Tempat ini sangat pas bagi wisata lokal. Dalam dan luar Kabupaten Pasangkayu. Selain orang tua, anak-anak juga sangat menikmati, bermain pasir sambil mandi laut. Dan waktu tak terasa disini. Kami biasanya menghabiskan waktu hampir seperti hari disini,” sambung Sikmawati (50), pengunjung yang berasal dari Kabupaten Sidrap, Provinsi Sulsel.

Setiap kenikmatan yang dirasakan setelah dari sini, mulai dari keindahan pantai, beragama kuliner, lingkungan dan masyarakat yang ramah. Membuat kita selalu ingin kembali menikmati itu semua.

“Banyak kesan dari berwisata bersama keluarga di Tanjung Babia ini. Saya pernah ke sini sebelum, kisaran tiga tahun lalu, sebelum pandemi Covid-19. Dan ini merupakan kedua kalinya kami dibawa keluarga kesini, karena permintaan kami sendiri, ingin menikmati kembali keindahan alam pantai dan kuliner khas Mandar yang semuanya tersaji lengkap di Tanjung Babia,” tutur pengunjung dari luar Kabupaten Pasangkayu ini.

Yang membuat lebih menarik di Lokasi Tanjung Babia ini, adanya puluhan lapak makanan dan minuman. Dan juga ada puluhan casebo untuk disewakan beristirahat. sehingga kita bisa memilih posisi tempat dan bisa mencicipi makanan sesuai selera. Lapak jualan tertata rapi, hampir sepanjang pantai. Dan lebar nya, Dari jalan masuk ke bibir pantai.

Dari 44 lapak yang aktif saat ini, 95 persen penduduk lokal Dusun Tanjung Babia terus berbenah meningkatkan kualitas tempat dan pelayanan kepada pengunjung. Yang secara langsung membantu meningkatkan penghasilan masyarakat sekitar.

Berdasarkan statement Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pasangkayu M Yunus Alsam saat kunjungan ke Tanjung Babia, belum lama ini, ia manyampaikan, sebagai pemerintah daerah harus bisa jelih melihat wilayah yang berpotensi menjadi objek wisata. Baik dari segi pengembangan fasilitas, maupun dari bantuan kepada pelaku usaha di lokasi wisata tersebut.

Pihak akan melakukan koordinasi dengan pihak perbankan terkait dana corporate social responsibility (CSR). Sehingga bisa membantu masyarakat di pantai wisata kuliner Tanjung Babia.

Mudah-mudahan pihak perbankan yaitu bank BRI, bank BNI, bank Mandiri dan bank Sulselbar turut mendukung penataan wisata kuliner pantai Tanjung Babia melalui dana CSR.

“Seketika ini sudah kita lakukan penataan dengan baik sesuai regulasi berjalan, pasti pengunjung merasa senang, nyaman dan pemandangan sangat indah,” kata Yunus. (*)

  • Bagikan

Exit mobile version