JAKARTA, SULBAR EXPRESS – Indonesia melaporkan temuan satu kasus cacar monyet, pria 27 tahun di DKI Jakarta yang memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri.
Dengan adanya temuan ini, tentunya surveilans atau pengawasan serta pelacakan kontak erat harus dilakukan secara masif dan memerlukan laboratorium untuk memeriksa sampel pasien.
Saat ini Indonesia baru memiliki dua laboratorium untuk memeriksa sampel pasien.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengatakan, pemeriksaan PCR untuk monkeypox saat ini baru bisa dilakukan di dua tempat. Pertama, yakni di laboratorium rujukan nasional BKPK Kemenkes, dan laboratorium Institut Pertanian Bogor (IPB).
“Saat ini sedang dalam proses penambahan 10 laboratorium yang ditingkatkan untuk melakukan pemeriksaan PCR tersebut. Ada pula beberapa rumah sakit yang sudah bisa melakukan PCR,” kata Syahril dalam konferensi pers, akhir pekan kemarin.
Menurutnya Kemenkes sudah menyiapkan 1.200 reagen atau alat untuk pemeriksaan monkeypox. Pemeriksaan dilakukan manakala ada kecurigaan monkeypox.
“Pemeriksaan ini berbeda dengan pemeriksaan PCR Covid-19. PCR monkeypox dilakukan dengan swab pada ruam-ruam yang ada di tubuh pasien,” ujar Syahril.
Syahril mengingatkan kepada seluruh masyarakat agar selalu melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan meningkatkan protokol kesehatan.
Protokol kesehatan ini bukan hanya untuk monkeypox saja tapi juga untuk seluruh penyakit menular. Pemerintah telah memberikan pedoman kepada seluruh Dinas Kesehatan di Indonesia, seluruh rumah sakit, dan seluruh Puskesmas untuk memberikan perhatian yang lebih terhadap monkeypox.
“Jangan sampai ada petugas kesehatan di fasilitas kesehatan manapun yang tidak paham dengan cacar monyet, karena ini bagian dari kewaspadaan,” tegasnya. (jpc)