JAKARTA, SULBAR EXPRESS – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan mengakhiri masa jabatannya pada Oktober 2022 mendatang, setelah selama lima tahun memimpin Provinsi DKI Jakarta.
Namun demikian, menjelang akhir masa jabatannya, orang nomor satu di DKI Jakarta itu justru banjir kritikan dari sejumlah tokoh, mulai dari DPRD hingga pegiat media sosial dan influencer.
Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sigit Widodo salah satu yang memberi kritikan tajam. Menurutnya, selama lima tahun memimpin Jakarta, hampir tidak ada kemajuan yang berarti.
“Secara umum di Jakarta tidak ada kemajuan yang signifikan selama pemerintahan Pak @aniesbaswedan. Hampir semua yang dilakukan hanya kosmetik dan tidak menyentuh permasalahan sesungguhnya,” tulis Sigit Widodo dalam cuitannya melalui akun twitter @sigitwid, Selasa 23 Agustus 2022.
Sementara itu, Politisi PDIP Ruhut Sitompul juga mengkritik para pendukung Anies Baswedan yang selalu membela, ketika Gubernur DKI itu diberi kritikan.
“Pendukungnya marah nie ye ha ha ha, kalau bisa dibuktikan kenapa marah mestinya malu tapi karena tdk punya rasa malu ya nyengir terusssssss MERDEKA,” tulis Ruhut Sitompul dalam cuitannya melalui akun @ruhutsitompul.
Sebelumnya, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi juga turut menyindir Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan selama memimpin Jakarta.
Prasetyo menyindir IQ Anies, dan sebut hanya bisa habis-habiskan uang dengan membangun JPO.
“Anies Baswedan orang yang pintar, cerdas, tapi tolol IQ nya. Hari ini saya berhadapan dengan dia (Anies),” ujar Pras dalam diskusi publik dengan mengusung tema “Apa Yang Sepatutnya Dikerjakan 2 Tahun Penjabat Gubernur DKI Jakarta 2022-2024”, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin, 22 Agustus 2022 kemarin.
Politikus Partai Berlambang Banteng ini mengatakan, selama memimpin Ibu Kota, Anies hanya bisa menghabis-habiskan uang dengan membangun Jembatan Penyeberangan Orang (JPO).
“Dia (Anies) hanya buat JPO yang ada di Sudirman-Thamrin, itu aja kerjaan dia, kerjaan dia menghabis-habiskan uang,” kata Pras.
Ia juga menegaskan, bahwa Jakarta tidak perlu pemimpin yang pintar melainkan pemimpin yang dapat langsung melakukan eksekutor.
“Pemimpin Jakarta itu nggak perlu pintar, tapi eksekutor. Perencanaan di otaknya Anies Baswedan itu hanya cerita. Bappedanya itu mengkhayal. Padahal, apa sih masalah Jakarta, macet dan banjir, nggak ada lagi. Kalau masalah kesehatan, pendidikan, itu given, nggak bisa diapa-apain,” paparnya. (fin)