POLMAN, SULBAR EXPRESS – SMPN Satu Atap (Satap) Tapparang di Dusun Kampung Baru, Desa Taramanu Tua, Kecamatan Tutar, Kabupaten Polman, Sulbar, kondisinya memprihatinkan.
Bangunan semi permanen sekolah ini hanya memiliki dua ruang kelas belajar. Lantainya yang terbuat dari semen sudah mengelupas, bahkan dominan terlihat tanah di lantai.
Dinding yang terbuat dari papan yang dicat warna biru, juga sudah mengelupas. Plafon ruangan juga bolong-bolong karena lapuk dimakan usia. Bahkan sudah ada yang rontok.
Di bagian belakang terdapat ruang guru dan MCK yang juga mengalami kerusakan yang sama. Lantai semennya terbongkar sehingga lantai ditumbuhi rerumputan.
Meski begitu, tidak menyurutkan semangat siswa untuk tetap datang ke sekolah. SMPN Satap Tapparang ini tetap dijadikan anak-anak sekitar tempat menuntut ilmu.
Salah seorang guru SMPN Satap Tapparang, Munawarah, mengatakan kondisi bangunan sekolah tempatnya mengajar sudah lama dalam kondisi memprihatinkan. Sekolah ini memiliki 50 siswa.
“Ya begitumi kondisi sekolah. Karena susah kemarin-kemarin, karena tanahnya kayaknya bermasalah. Kurang tahu juga kalau pembangunannya karena kepala sekolah yang tahu itu semua, ” bebernya, saat ditemui di SMPN Satap Tapparang, Senin 29 Agustus 2022.
Terpisah, Kepala Seksi SMP Disdikbud Polman Arifin menjelaskan, SMPN Satap Tapparang sudah berkali-kali diusulkan untuk mendapatkan sentuhan pembangunan dan rehabilitasi sekolah.
Namun namanya tak pernah muncul. Ia berdalih penyebab SMPN Satap Tapparang tidak mendapatkan bantuan karena lokasi sekolah tersebut masuk dalam kawasan hutan lindung.
“Saya juga kasihan lihat itu sekolah, karena ada 50 siswanya, baru tidak pernah dapat sentuhan rehab sekolah karena masuk hutan lindung lokasinya,” tuturnya, saat ditemui di kantin Kantor Disdikbud Polman, Selasa 30 Agustus 2022.
Diketahui, dua tahun berturut-turut, Kabupaten Polman mendapatkan bantuan pembangunan dan rehabilitasi sekolah melalui Dana alokasi Khusus (DAK).
Tahun ini Polman mendapatkan Rp 35,9 miliar untuk pembangunan dan rehabilitasi SD dan SMP. Pagu proyek rehabilitasi SD senilai Rp.12,4 miliar lebih terdiri dari 61 paket, sedangkan pagu proyek rehabilitasi SMP sebesar Rp 23,5 miliar terdiri dari 68 paket. (ali/ham)