POLMAN, SULBAR EXPRESS – Banjir dan longsor di wilayah Kecamatan Tapango, Kabupaten Polman, Sulbar, Sabtu 15 Oktober 2022, menyisakan duka mendalam dan kerugian amat besar bagi warga setempat.
BPBD Polman mencatat puluhan rumah rusak, dua rumah hanyut, puluhan hektar sawah terendam dan satu warga hanyut.
Dari 13 desa dan satu kelurahan di Kecamatan Tapango, terdapat tiga desa yang terdampak paling parah bencana banjir dan longsor. Tiga desa tersebut yakni Riso, Kalimbua, dan Kurrak. Bahkan tiga dusun di Desa Riso masih terisolir.
Akses jalan penghubung tertutup material longsor, sehingga belum bisa dilalui kendaraan bermotor, baik roda empat maupun roda dua. Ketiga dusun yang terisolir itu yakni Dusun 2 Riso, Tondopata dan Rakasang dengan jumlah penduduk 267 Kepala Keluarga (KK).
Bantuan berupa terpal, mie instan, air kemasan, selimut, beras dan lainnya sudah mulai berdatangan ke Desa Riso, Kalimbua dan Kurrak.
Namun untuk menyalurkan bantuan ke tiga dusun terisolir di Desa Riso, tim relawan harus berjuang berjalan kaki sejauh 6 Km menyusuri tebing, sungai, semak belukar, melewati perbukitan demi menjangkau tiga dusun tersebut.
Kepala Desa Riso, H. Onang, mengatakan bahwa banjir dan longsor merupakan kejadian berulang di desanya. Tahun lalu, empat rumah rusak diterjang longsor. Sebab itu ia telah mengimbau warganya yang bermukim di bantaran Sungai Ruso agar segera mencari lokasi yang aman.
“Kalau warga yang bermukim di bantaran sungai mau direlokasi kendalanya itu butuh biaya, itupun kalau lokasinya ada,” ujarnya, saat ditemui, Senin 17 Oktober 2022.
Atas kejadian ini, Onang mengaku telah bermohon ke Dinas Sosial Polman supaya desanya mendapatkan bantuan program bedah rumah tahun depan. Sebab terdapat 10 rumah rusak akibat longsor di desanya, termasuk dua rumah hanyut.
“Padahal rumah rusak ini jaraknya sekitar 50 meter dari bantaran sungai, memang sekarang arus sungai semakin deras. Beda yang kemarin, apalagi di sini jarang pohon besar,” paparnya.
Selain itu, Onang menyampaikan tiga dusun terisolir di desanya terdapat puluhan anak usia sekolah. Untuk menjangkaunya harus jalan kaki dan berhati-hati karena struktur tanah lembek, mudah rubuh.
“Karena tanah sudah lembek dan banyak akar pohon bisa tesangkut kaki. Untungnya akar pohon lainnya bisa dipakai berpegangan saat melalui penurunan di jalan setapak,” bebernya.
Di lain sisi, Dinas PUPR Polman telah mengerahkan dua alat berat jenis loader dan excavator ke wilayah Tapango. Dua alat berat itu dioperasikan membersihkan material longsor di Sungai Riso dan badan jalan.
“Sekarang sungainya di sana melebar sudah mengambil badan jalan. Rencananya, kita mengarahkan aliran sungai supaya tidak menghantam pemukiman, ” terang Kepala Dinas PUPR Polman, Husain Ismail, Senin 17 Oktober 2022.
Sementara itu, Ketua DPRD Polman Jupri Mahmud menuturkan, atas kejadian berulang banjir dan longsor di Desa Riso, pihaknya akan melakukan rapat koordinasi bersama Dinas Kehutanan, PUPR dan Pertanian. Hal itu untuk mencari tahu penyebab bencana alam ini, apakah ada masalah di hulu terkait dengan lahan atau pemanfaatan lahan.
“Termasuk jangan sampai hutannya sudah gundul atau apakah sudah sesuai dengan suratnya. Jadi kita berkunjung di sini untuk memastikan bagaimana tindak lanjut dari pemerintah terkait bencana alam di Tapango ini,” jelasnya didampingi Wakil Ketua DPRD Polman Amiruddin dan anggota DPRD Dapil Kecamatan Tapango di Desa Riso, Senin 17 Oktober 2022.
Terpisah, Camat Tapango, Tasdi, menjelaskan bahwa sampai sekarang warga Desa Kalimbua yang hanyut terbawa arus longsor belum ditemukan.
Upaya tim SAR, Tagana, Basarnas dan relawan melakukan pencarian belum membuahkan hasil.
“Nama warga yang hanyut itu Murnia Wati. Ia hendak menyelamatkan kemenakannya yang sedang bermain, tapi justru dia terbawa arus. Suaminya yang mencoba menolong istrinya ini dengan menarik tangannya tak mampu melawan arus, akhirnya istrinya ini terlepas hanyut terbawa arus,” pungkasnya, saat ditemui di kantor Desa Riso, Senin 17 Oktober 2022.
Saat ini dapur umum telah disiapkan di Kantor Desa Riso. Dapur umum ini diperuntukkan bagi para personel Basarnas, SAR, Tagana, relawan dan pengungsi. Selain itu kantor Desa Riso juga menjadi tempat pengumpulan dan penyaluran bantuan yang masuk. (ali)