BUTTU Ciping, Jumat 12 November 2022, sesak kedatangan ratusan tetamu. Kawasan Taman Budaya yang berada di Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar itu sedang menggelar pertemuan tak biasa. Ini merupakan kerapatan sekian kali, namun tajuk Silaturahmi Akbar Masyarakat Balanipa atau “Sirumung Karaya” momen yang jarang.
Laporan:
Masri Bahri (KAPP Balanipa)
Polewali Mandar, Sulbar
Sejumlah tokoh penting hadir, seperti Profesor Basri Hasanuddin; Dr. Rahmat Hasanuddin, senator DPD RI H. Almalik Pababari dan Ajbar Kadir; Profesor Tanrigiling; Wakil Ketua DPRD Sulbar Usman Suhuriah; Ketua DPRD Polewali Mandar Jufri Mahmud; pengusaha H. Samsul Mahmud; sejumlah anggota DPRD kabupaten dan provinsi.
Agenda sirumung ini juga dipadati undangan ketua BPD, Lurah dan Kades calon Daerah Otonom Baru (DOB) Balanipa. Tokoh perempuan seperti Laila Nur Djamlauddin, Aisyah Kadir, serta berbagai elemen dan segmen masyarakat penting lainnya pun tampak. Namun sayangnya, tamu yang dinanti-nanti, Penjabat Gubernur Sulbar Dr. Akmal Malik, tak kunjung hadir sampai acara berakhir.
Dr. Akmal yang juga Dirjen Otonomi Daerah, yang menjadi pintu kunci pemekaran wilayah. Ketua Panitia Silaturahmi Akbar, Masri Bahri mengatakan, pihaknya sangat memaklumi kesibukan pejabat gubernur yang dilaporkan hari itu dalam kunjungan kerja ke Nosu, Kabupaten Mamasa.
“Ini dapat kita maklumi mengingat kesibukan beliau yang padat. KAPP Balanipa sedang menyusun agenda selanjutnya untuk dapat bertemu Penjabat Gubernur dalam menyampaikan aspirasi rakyat Balanipa, terlebih hasil dari silaturahmi akbar ini,” ujar Masri Bahri dalam catatannya kepada media.
Saat pertemuan sejumlah tokoh menyampaikan inti gagasan yang sama, yakni terus mendorong percepatan pembentukan Kabupaten Balanipa, mengingat potensi SDM dan SDA calon DOB ini memiliki beragam aspek menjanjikan.
Pengusaha Polewali Mandar H. Samsul Mahmud mengatakan, komoditas pertanian menjadi salah satu andalan Balanipa yang terus dapat diandalkan.
Samsul memisalkan kakao, yang harganya stabil, walaupun ia juga mengatakan bahwa sektor penyanggah ekonomi lainnya yang amat potensial terdapat juga di Balanipa.
“Semua sektor penyanggah ekonomi ada di wilayah calon Kabupaten Balanipa, dari kakao saja itu menjanjikan pendapatannya bagi daerah,” kata Samsul yang juga Ketua Partai Golkar Polman itu.
Ketua KAPP Balanipa Dr. Mujirin Yamin pun menegaskan bahwa agenda tersebut digelar untuk terus menghidupkan roh perjuangan pembentukan Kabupaten Balanipa. Mujirin memaparkan perjalanan panjang perjuangan pemekaran Balanipa yang telah menapak usia 15 tahun.
“Intinya agar roh perjuangan terus hidup, dan kita terus berharap melalui moratorium pemerintah akan segera memekarkan Balanipa sebagai daerah otonomi baru di Sulawesi Barat. Ini telah dimulai, dan ditunggu masyarakat Balanipa sejak 15 tahun lalu,” terang Mujirin Yamin via proyektor di depan hadirin.
Saat ini KAPP sedang melengkapi beberapa dokumen untuk menyempurnakan persyaratan DOB. “Diantaranya, dokumen RTRW yang dalam proses perampungan Pemkab Polewali Mandar, melalui Bappeda dan PUPR,” sebut Mujirin yang juga Dekan Fakultas Ekonomi Unsulbar.
Senator Ajbar Kadir menuturkan, “Kabupaten Balanipa ini memerlukan kolaborasi semua pihak, dan intens bertemu semua elemen pejuang, serta seluruh elemen penting lainnnya.”
Di tempat yang sama, Syarkawi Rauf menegaskan urgensi sumber daya manusia Balanipa dalam menguasai digitalisasi bisnis dan keuangan, kemajuan informasi teknologi saat ini harus dapat berjalan seiring pula dengan gagasan pembentukan Kabupaten Balanipa. “Kini, apa susahnya apang; paso; tallo panynyu; sokkol tappa jambatan dipesan orang di Kaltim, orang di Jakarta.”
Mantan Duta Besar Indonesia di Iran, Profesor Basri juga menekankan mengenai pentingnya peningkatan sumber daya manusia, dan terutama suport bagi Balanipa. “Mari terus bersama-sama mengawal perjuangan ini, sumbangsih apapun yang diberikan, insya Allah itu tidak akan pernah bernilai sia-sia.”
Hal yang sejurus dengan harapan Profesor Tanrigiling yang mendorong mekanisasi pertanian yang berbasis IT. Sejumlah apresiator dalam silaturahmi akbar ini tiba pada satu hal utama, yakni percepatan berdirinya Kabupaten Balanipa yang memerlukan dukungan penuh semua pihak.
Dr. Rahmat Hasanuddin, mengingatkan untuk dapat mengambil hikmah dari proses perjuangan pembentukan Provinsi Sulawesi Barat. Pun pernyataan dukungan tertulis dari Kerapatan Adat dan Budaya Balanipa yang diserahkan kepada Ketua KAPP Balanipa untuk diteruskan kepada Pemerintah.
Bagi rakyat di Balanipa, pemekaran kabupaten baru ini sebuah keniscayaan yang amat ditunggu. Sejumlah warga menilai, kehadiran Dr. Akmal sebagai Penjabat Gubernur Sulbar bukanlah sebuah kebetulan. Bahwa sebagai wakil pemerintah pusat di daerah, Dr. Akmal telah melihat, merasakan dan memaknai kerinduan masyarakat Balanipa ini. (*)