PARA korban banjir di berbagai tempat di Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulbar, kini sibuk membenahi rumah dan barang-barangnya yang masih bisa diselamatkan.
Laporan:
M. Danial
– Polman, Sulbar –
Mereka tersebar di sejumlah kecamatan dengan kondisi berbeda-beda. Di antara kebutuhan yang sangat mendesak bagi mereka, adalah air bersih dan bahan makanan siap saji.
“Kami sangat butuh air bersih sekarang, untuk minum dan keperluan lain,” jelas Ahmad, warga Dusun II Desa Sepabatu, Kecamatan Tinambung, Sabtu siang, 19 November 2022.
Sebuah sumur gali dekat rumah Ahmad yang berjarak belasan meter dari Jembatan Tinambung, kondisinya sangat keruh. Saat banjir Jumat siang, kemarin, bibir sumur setinggi 60 centimeter itu tenggelam dalam rendaman banjir yang mencapai hampir dua meter.
“Biarpun begini airnya (keruh bercampur pasir), terpaksa kita gunakan. Apa boleh buat karena ada yang lain,” jelas seorang perempuan sambil mengisi jeriken untuk dibawa pulang.
Ia bersama beberapa emak-emak terpaksa antre di sekeliling sumur.
Rumah Ahmad dan beberapa tetangganya rubuh diterjang banjir, tidak lama setelah Salat Jumat, kemarin.
Kebutuhan lain yang sangat mendesak bagi para korban adalah bahan makanan saji. Yang bisa segera dikonsumsi dalam kondisi seperti sekarang.
“Semua korban sedang membenahi rumahnya, sangat diperlukan makanan yang bisa segera dikonsumsi karena belum sempat memasak,” ungkap Edy, warga Dusun I Sepabatu.
Mereka kesulitan juga berbuat banyak karena listrik masih padam.
Hingga sekira pukul 10,00 Wita, belum terlihat posko atau dapur umum untuk melayani para korban. Berbagai pihak yang butuh informasi akurat terkait banjir, kebingungan karena tidak tahu harus bertanya kemana.
Pada salah satu bangunan di Dusun Kekkes, terlihat spanduk sederhana yang tertulis Posko B Induk Bencana. Posko tersebut, atas inisiatif pemerintah kecamatan dan Desa Sepabatu.
“Kami berinisiatif (bikin posko) sementara bersama pihak desa Sepabatu,” jelas Camat Tinambung Hamzah Ismail yang berada di posko sementara tersebut.
Saat ditemui sekira pukul 11,00 Wita, Hamzah Ismail sendirian di sana. Beberapa saat kemudian, dua perempuan datang membawa perlengkapan dapur. Terlihat selembar kertas karton tertempel di tembok, terbaca satu nama penyumbang bahan logistik.
Camat Tinambung mengaku belum ada data akurat korban banjir di wilayahnya. Katanya, data diharap segera terkumpul dari aparat desa. Tapi aparat desa juga menjadi korban. Semua masih sibuk mengurusi keluarganya. (*)