MAMUJU, SULBAR EXPRESS – Angka pravelensi stunting 2022 masih menempatkan Sulbar pada posisi tertinggi di Indonesia, dengan prestasi 35,0 persen. Ini berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI).
Angka itu meningkat dari tahun 2021 yang tercatat sebesar 33,8 persen. Harus mendapat penanganan serius pemerintah daerah dan stakeholder terkait di Sulbar. Termasuk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulbar.
Kepala BKKBN Sulbar Nuryamin tidak menampik jika penanganan masalah Stunting Sulbar belum maksimal. Menurutnya, persoalan gizi pada anak ini adalah tanggung jawab bersama.
“BKKBN tidak bisa sendiri menangani Stunting tetapi dibutuhkan kolaborasi bersama. Kemi mengakui kami lemah, kami upayakan seluruh penyuluh KB kami memperkuat pendampingan di 2023 ini,” kata Nuryamin, Senin 30 Januari 2023.
Pihaknya pun mendorong, peran aktif pemerintah kabupaten untuk memaksimalkan kerja-kerja yang real untuk penanganan stunting.
“Dana yang ada itu kita berikan ke Dinas KB kabupaten, itu kita bagi ke kabupaten. Kita meminta agar seluruh kabupaten mempercepat realisasi anggaran dengan kegiatan yang ril di lapangan,” ucapnya.
Disamping itu, dukungan dana desa 2023 diharap dapat turut mensuppor penanganan Stunting. Diantaranya dapat melalui pemberian makanan tambahan bergizi, aman dan berbasis potensi bagi anak di bawah lima tahun.
“Juga pelatihan, penyuluhan dan konseling gizi. Kemudian perlindungan sosial kepada ibu hamil dan menyusui untuk jaminan kesehatan, termasuk melakukan penyediaan air bersih, sanitasi untuk kebutuhan lokal desa. Tahun 2023 ini kita target angka stunting menurun diangka 18,61 persen,” urai Nuryamin.
Sebelumnya, Penjabat Gubernur Sulbar, Akmal Malik mengatakan, stunting menjadi perhatian serius pemerintah Sulbar, itu dinilai menjadi permasalahan yang harus segera ditangani.
Pemprov Sulbar pun telah membentuk satuan tugas (Satgas) untuk menekan angka penderita stunting di wilayah Sulbar.
“Pemerintah Sulbar terus melaksanakan koordinasi dalam upaya penurunan angka stunting, dengan membentuk satgas dan tim teknis lainnya dalam upaya menekan angka penderita stunting,” kata Akmal Malik. (idr/chm)