MAMUJU, SULBAR EXPRESS – Kematian sapi karena wabah virus Jembrana terus bertambah. Tahun ini, tiga kabupaten masuk dalam zona merah; Polewali Mandar (Polman), Majene dan Mamuju.
Kepala Bidang Peternakan di Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Sulbar Kadar mengatakan, terdapat peningkatan kasus Jembrana pada tiga daerah tersebut.
“Saat ini sudah ada hasil lab Maros. Ada empat kabupaten Pasangkayu, Polman, Majene dan Mamuju yang terdapat jembrana,” kata Kadar, Selasa 14 Februari 2023.
Pihaknya bersama tim kesehatan terus melakukan upaya pengendalian di lapangan bersinergi dengan para pihak terkait.
“Pasangkayu itu sudah terkendali per 3 Desember. Kita sudah lakukan upaya pengobatan karena kita ada tambahan vaksin 9.250 dosis, dan itu sudah disebar di lima kabupaten; Pasangkayu, Mamuju, Majene, Polman, Mamuju Tengah,” urai dia.
Kadar menekankan berdasarkan perkembangan kasus di lapagan, Kabupaten Polman, Majene dan Kabupaten Mamuju telah ditetapkan masuk dalam zona merah wabah Jembrana.
“Kita sudah lockdown dulu agar tidak tersebar, akses masuk, keluar sapi diperketat pemeriksaanya dengan harus memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan (AKKH),” jelasnya.
Upaya lain juga telah dilakukan, seperti melakukan edukasi kepada masyarakat dan meminta para pemilik ternak agar segera melapor kepada petugas setempat apabila sapi yang besangkutan tiba-tiba menunjukkan gejala sakit tak biasa.
“Kita juga melakukan pengobatan secara masif kepada ternak yang sakit, melakukan vaksinasi pada ternak yang sehat (di ring 2 atau wilayah sekitar kasus),” beber Kadar.
Koordinasi dengan pemerintah kabupaten yang terserang wabah maupun daerah belum terjangkit juga jadi agenda tambahan untuk meningkatkan pengawasan lalu lintas ternak.
“Kami mengimbau masyarakat agar untuk sementara ternak dikandangkan. Seumpama ada gejala muncul seperti penurunan nafsu makan, demam, dan keringat darah, segera melapor ke petugas yang ada,” sambung Kadar.
Perketat Pengawasan
Kepala Stasiun Karantina Kelas II Mamuju Agus Karyono mengatakan, setelah mencermati laporan kasus adanya kematian ternak sapi di tiga kaupaten, diduga terinfeksi penyakit Jembrana.
“Karantina Pertanian Mamuju menghentikan sementara pengiriman ternak sapi yang berasal dari Majene, Polman dan Mamuju keluar, Sulbar sampai dengan penyakit tersebut dapat dikendalikan,” ujar Agus.
Pihaknya juga telah memperketat pengawasan lalu lintas ternak di Pelabuhan Silopo Polman, Palipi Majene, dan Belang-belang Mamuju agar tidak ada sapi-sapi yang dikirim ke luar Sulbar.
Selain itu, berkoordinasi dengan Otoritas Veteriner Provinsi Sulbar serta dinas Peternakan terkait langkah-langkah pengendalian jembrana antara lain biosecurity terutama desinfeksi terhadap vektor Caplak dan Lalat penyebab penyakit Jembrana.
Virus Jembrana di Sulbar pertama kali terdeteksi di Desa Makmur Jaya, Kecamatan Tikke Raya, Kabupaten Pasangkayu, pada Juli 2022. Di daerah itu lebih dari 77 ekor sapi milik warga mati mendadak. Setelah itu merebak di Polman, Majene dan Mamuju.
Saat berada di Sulbar, Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi, bersama Pj Gubernur Akmal Malik langsung melakukan peninjauan di wilayah terserang Jembrana, yakni Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju.
Ia mengatakan, virus Jembrana yang menyerang ternak di Sulbar sejak Juli 2022, belum memenuhi syarat penetapan status KLB.Lantaran, penyebaran virus Jembrana masih berskala lokal.
“Harus ditanggulangi secara tepat. Dari Desember 2022 ternyata sudah 20 ekor sapi mati mendadak di Mamuju. Sekarang ini kita lakukan tindakan mengidentifikasi virus ini,” terang Wamentan.
Menurutnya, dari gejala yang terlihat pada sapi menunjukkan gejala virus jembrana dengan tanda keluar keringat darah dari lubang-lubang vital ternak. (idr/chm)