Sensus Pertanian Dimulai, BPS Sulbar Terjunkan 1.332 Petugas

  • Bagikan

MAMUJU, SULBAR EXPRESS – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulbar segera memulai Sensus Pertanian 2023. Agenda ini dimulai Juni hingga Juli mendatang.

Hal itu disampaikan Kepala Bagian Umum BPS Sulbar Markus Uda. Ia menuturkan, sensus pertanian menjadi tugas dan tanggungjawab BPS. Berdasarkan rekomendasi FAO, sensus  dilakukan 10 tahun sekali, nantinya akan mencatat kondisi pertanian di seluruh wilayah Sulbar.

“Sensus pertanian satu-satunya instrumen pencatatan hingga wilayah terkecil,” kata Markus Uda, pada sosialisasi sensus pertanian di Aula BPS Sulbar, Kamis 25 Mei 2023.

Ia menjelaskan, data dari sensus dapat dimanfaatkan sebagai kerangka sampel bagi survei-survei pertanian. Khsusunya untuk mengumpulkan data statistik pertanian yang lebih detail.

Pendataan juga mencakup tujuh  subsektor pertanian. Cakupan tersebut yakni tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan, kehutanan, dan jasa pertanian.

Data yang akan dihasilkan berupa struktur pertanian Indonesia, keadaan petani-petani skala kecil, indikator pembangunan berkelanjutan di sektor pertanian, geospasial statistik pertanian, dan manajemen pertanian.

“Sensus pertanian 2023 ini untuk melengkapi variabel sensus pertanian 2013, dengan tambahan 10 variabel pokok dan empat variabel frame,” lanjut Tina.

10 variabel tersebut mencakup tujuan utama usaha, kegiatan ekonomi lainya, luas lahan, luas irigasi, penggunaan pupuk, pengguna pestisida, jumlah anggota rumah tangga, apakah pertanian kegiatan utama, lama bekerja berdasarkan kelamin, kemudian empat variabel tambahan yaitu kegiatan ekonomi rumah tangga lainya, lahan pertanian dibawah tutup, penggunaan benih secara genetis, serta praktik agroforestry.

Untuk empat variabel frame, yaitu kegiatan ekonomi rumah tangga, lahan pertanian di bawan tutup atau pelindung, penggunaan benih yang dimodifikasi secara genetis, dan praktek kegiatan agroforestri.

Tujuannya mendapat gambaran komperhensif terkait kondisi pertanian di Indonesia hingga wilayah terkecil, perbaikan tata kelola data pertanian menuju satu data Indonesia.

“Berharap sensus yang akan dilakukan dapat mendapat dukungan seluruh pihak, utamanya mendukung kebijakan strategis di sektor pertanian, sekaligus kesuksesan ST 2023,” bebernya.

Sementara Statistisi Ahli Madya BPS Sulbar Muhammad Nurbakti menuturkan, pihaknya  telah melakukan rekrutmen petugas sensus yang akan mendatangi seluruh responden.

“Kita sudah rekrutmen petugas sensus sebanyak 1.332 orang tersebar di seluruh wilayah di Sulbar. Perekrutan dimulai pada Februari hingga Maret. Saat ini petugas sedang jalani pelatihan hingga 31 Mei,” sebut Nurbekti.

Ia mengatakan, pendataan bakal dilakukan dengan metode berbeda. Ada metode kuesioner dan android dengan menggunakan sistem internet.  Nantinya, ada beberapa informasi umum yang bisa didapat dari pencacahan. Yakni direktori pelaku usaha pertanian, geospasial statistik dan potensi pertanian, struktur demografi pertanian dan lahan pertanian.

“Begitu juga dengan informasi tanaman, peternakan dan kehutanan serta perikanan. Informasinya berupa jenis tanaman dan jumlahnya, luas tanaman dan luas panen, produksi tanaman, keberadaan usaha pembibitan, sistem pemanenan, pemanfaatan produksi, populasi ternak, produksi kehutanan, produksi perikanan dan jenis kegiatan jasa pertanian dan pendapatannya,” bebernya.

Pranata Humas Ahli Pratama, BPS Sulbar Haryo Satriaji menuturkan, Regsosesk dan ST2023 masuk dalam sepuluh besar isu komunikasi publik berdasarkan riset Ikatan Pranata Humas (Iprahumas) Indonesia.

“Tujuan utama publisitas sensus adalah untuk memastikan responden mau memberikan data yang diminta. Ini merupakan bagian penting dari persiapan sensus yang harus direncanakan dengan mempertimbangkan kondisi setempat,” jelasnya.

Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan (DTPHP) Sulbar Masnawi Malik mengatakan, pihaknya siap mendukung kegiatan sensus yang akan dilakukan BPS Sulbar.

Apalagi berdasarkan data yang dimiliki DTPHP juga memiliki kelompok tani sebanyak 11.854 yang tersebar di seluruh kabupaten di Sulbar.

“Harapan kami selain tujuan BPS menciptakan daya yang baik, kami dinas akan memanfaatkan data nanti sebagai update di dinas kami,” ujarnya. (idr)

  • Bagikan