MAMUJU, SULBAR EXPRESS – Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Sulbar terus mendorong inovasi di setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemprov Sulbar. Peran pengelola data diharap dapat lebih optimal dalam melakukan penginputan.
Dibutuhkan persepsi dan frekuensi yang sama dalam melakukan penguatan sistem inovasi untuk meningkatkan kualitas, mutu melalui riset yang dilakukan di setiap OPD.
Hal itu disampaikan Asisten III Bidang Administrasi Umum Pemprov Sulbar Muhammad Jamil Barambangi, saat membuka sosialisasi Penilaian Indeks Inovasi daerah Provinsi Sulbar yang digelar Balitbangda Sulbar.
“Kegiatan yang dilakukan ini lebih kepada Bimbingan tekhnis atau penyamaan persepsi menyatukan frekuensi terkait penginputan data inovasi pemerintah daerah,” kata Jamil, Selasa 13 Juni 2023.
Menurutnya, penginputan inovasi daerah menjadi kebutuhan serta keniscayaan dalam sebuah inovasi. Sebuah inovasi dibutuhkan kreasi, kreasi dapat lahir dari bagaimana bisa berfikir kreatif dan kritis.
“Inovasi tidak hadir jika tidak ada kreasi,
Inovasi hadir apabila mampu melakukan beberapa hal seperti mencari inspirasi. Tidak ada sesuatu yang lahir secara spontan. Sehingga dibutuhkan cara berfikir kreatif untuk menemukan inspirasi,” ujarnya.
Sehingga, pihaknya mendorong agar seluruh pengelola data dapat bekerja maksimal dalam melakukan penginputan dalam sistem Kemendagri. Sebab Sulbar saat ini dari urutan indek inovasi daerah masih sangat jauh dari harapan. Berada di urutan 26 dengan poin 46,41 secara nasional.
“Kalau inovatif, kita sangat inovatif hanya saja kita lemah dalam dalam penginputan yang didukung dengan data sesuai kriteria dan kategori dari Kemendagri,” jelasnya.
Pihaknya pun mendorong agar OPD lebih Proaktif melakukan pemetaan penilaian terhadap Indeks penilaian inovasi daerah. Apalagi di tengah perkembangan tekhnologi, seluruh OPD dapat memanfaatkan perkembangan tekhnologi yang ada.
“Kedepan kita berharap dapat masuk sebagai daerah dengan kategori daerah sangat inovatif,” terangnya.
Sementara Kepala Balitbangda Sulbar Hamzah mengatakan, kegiatan yang digelar menjadi momentum yang tepat untuk menyatukan persepsi terkait inovasi serta ide untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi Sulbar seperti stunting kemiskinan ektrim.
“Kita melibatkan semua OPD, semua sektor. Karana inovasi menjadi sebuah kekuatan untuk memperbaiki mutu kualitas mengawal program pembangunan,” ucapnya.
Ia tidak menginginkan, Sulbar jalan ditempat tidak melakukan inovasi, sehingga dibutuhkan mutu kualitas untuk mendorong inovasi daerah.
“Ini yang mau diterapkan nantinya, kita ingin teman-teman di OPD tidak hanya menginput tetapi juga mampu menerapkan itu,” jelasnya.
Menurutnya, riset, inovasi dan kelitbangan harus dilakukan dengan baik utamanya sebelum merumuskan kebijakan dan program.
“Ini untuk peningkatan mutu dan kualitas di setiap OPD kita, dengan harapan dapat menyelesaikan berbagai persolan yang dihadapi Sulbar,” bebernya.
Kepala Bidang Pengembangan dan Pengembangan Iptek, Balitbangda Sulbar Hadrah Passamula berharap melalui kegiatan yang digelar dapat mendorong persepsi yang sama terkait data dukung dalam penerapan indeks inovasi daerah.
Apalagi, Indeks Inovasi Daerah merupakan salah satu fokus Balitbangda saat ini, mengingat Indeks Inovasi tersebut merupakan cermin tata pemerintahan dan pelayanan publik yang dilakukan pemerintah Sulbar.
Ia berharap, agar penilaian inovasi daerah ini menjadi perhatian serius semua OPD mengingat inovasi ini merupakan tanggung jawab bersama, sebab posisi Balitbangda hanya sebagai leading sector, namun sumber inovasi dan data pendukung berasal dari OPD dan pihak terkait lain. (idr).