MAMUJU, SULBAR EXPRESS – Pengembangan komoditi aren menjadi fokus Pemprov Sulbar. Aren dinilai memiliki potensi besar didorong menjadi komoditi unggulan untuk dikembangkan oleh masyarakat.
Melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Sulbar menggelar fokus group discussion (FGD) kajian pengembangan dan perekayasaan bidang teknologi dan Informasi komoditi aren di Sulbar melibatkan Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar).
Menurut Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan dan Kesra Pemprov Sulbar Yakob F Solon, aren menjadi tanaman perkebunan rakyat yang sangat potensial dikembangkan di Sulbar.
Menurutnya, luas tanaman aren di Sulbar pada tahun 2021 seluas 1. 362 Ha dengan produktivitas 821 Kg/Ha. Sedangkan pada tahun 2022 luas tanaman aren di Sulbar seluas 1. 363 Ha, mengalami penambahan 1 Ha dari tahun sebelumnya, dengan produktivitas sebesar 1.209Kg/Ha.
“Pengembangan aren ini sangat besar dan potensial, selain meningkatkan perekonomian petani juga dapat melestarikan SDM dan lingkungan hidup di Sulbar,” ucap Yakob, saat membuka FGD di Aula Balitbangda, Rabu 21 Juni 2023.
Ia mengatakan, pemerintah mendukung penuh pengembangan komoditi aren, sehingga kedepan aren tidak hanya dilihat dari sisi produktifitas tetapi mendorong pengembangan aren berbasis teknologi.
“Kedepan prospeknya akan lebih baik, apalagi memang Balitbangd dirancang untuk melakukan penelitian baik secara internal pemerintah dan pengembangan sda di Sulbar,” ucapnya.
Sementara Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Sulbar Hamzah mengatakan, FGD yang digelar mengahdirkan beberapa narasumber secara zoom seperti Peneliti ahli pemuliaan tanaman Palma BRIN, dan juga aktivis dan pemerhati aren dan pihak Unsulbar.
“FGD sebagai langkah seminar awal dari kajian bidang pengembangan dan dilaksanakan dengan bekerjasama Fakultas Pertanian dan Kehutanan Unsulbar,” ucapnya.
Ia mengatakan, pihaknya ingin mendorong aren untuk pengembangan komoditas karena memiliki banyak manfaat.
“Aren ini sudah tiga tahun lebih kita dorong kita perjuangkan untuk dikembangkan dimana sebelumnya kita juga pernah melihat langsung pusat pengembangan aren menjadi gula semut,” jelasnya.
Secara ekonomi lanjutnya, aren juga dapat menjadi salah satu pendorong peningkatan ekonomi di Sulbar, jika dilihat dari sisi pendapatan, dalam satu hektar aren bisa menghasilkan sampai Rp 500 juta sementara komoditas lain seperti sawit hanya mampu Rp 35 juta dalam satu hektar, begitu juga dengan jagung dalam satu tahun Rp 30 juta.
“Ini lebih membuktikan bahwa aren bisa mendorong pertumbuhan ekonomi kita, kita akan buktikan dengan kajian yang dilakukan bersama Unsulbar,” ungkapnya.
Ia pun berharap kedepan hasil penelitian yang dilakukan dapat melahirkan sebuah dokumen menjadi rekomendasi untuk disampaikan kepada Penjabat Gubernur bahwa aren bisa kita kembangkan menjadi komoditas unggulan, bisa menjadi fokus pengembangan komoditas untuk masyarakat di Sulbar. (idr)