POLMAN, SULBAR EXPRESS – Anggota Komisi X DPR RI Ratih Megasari Singkarru bekerjasama dengan Kemendikbud menggelar workshop pendidikan kemitraan UPT Pemda dalam implementasi kebijakan kurikulum merdeka. Acara ini berlangsung selama tiga hari di Ballroom Hotel Ratih Polewali, mulai Sabtu 8 Juli hingga Senin 10 Juli 2023.
Acara ini menghadirkan sejumlah pemateri dari kalangan akademisi, guru, perwakilan kemendikbud dan Kepala Disdikbud Sulbar Dr. Mithhar. Sementara peserta workshop adalah para guru dari berbagai sekolah di wilayah Polman.
Ratih Megasari Singkarru menjelaskan, pada workshop ini betapa pentingnya pendidikan memajukan peradaban suatu bangsa. Menurutnya, sesungguhnya republik ini tidak mungkin tercipta tanpa tenaga pendidik, sebab tanpa tenaga pendidik tak mungkin lahir tenaga yang cerdas dan kuat.
“Sebagai wakil saudara di senayan, tolong manfaatkan saya. Memang saya bukan orang yang suka obral janji tapi insya Allah saya akan mengupayakan aspirasi saudara,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Kepala Disdikbud Sulbar Dr Mithhar mengatakan, tidak semua guru adalah pendidik, karena guru harus mampu mentransfer ilmu yang mereka miliki kepada muridnya. Sebab dalam kurikulum merdeka ini selain harus mampu mentransfer ilmu dan teknologi ke siswanya. Guru juga dituntut dalam kurikulum merdeka ini mampu mencetak anak didik yang unggul.
“Salah satu cara memutus mata rantai kemiskinan dan kebodohan adalah pendidikan,” ujarnya.
Mithhar mengungkapkan berdasarkan data BPS, anak tidak sekolah di Sulbar mencapai 48.000 orang, kemudian anak tidak sekolah ini sangat susah didorong masuk ke pendidikan formal. Namun bila diajak masuk ke pendidikan non formal, mereka terkadang merasa tidak nyaman di sana, karena mereka seakan mendapatkan pendidikan dengan pola pembelajaran formal.
“Di Sulbar ini yang marak adalah anak tidak sekolah yang jumlahnya 48.000 orang, berdasarkan data BPS, cukup banyak kan, ” terangnya.
Mithhar berharap guru dan murid diberi kebebasan berekpresi dalam suatu pola pembelajaran. Sebab kemampuan guru berdampak pula kepada skil muridnya. Bila kemampuan gurunya rendah maka bagaimana kurikulum merdeka bisa tersampaikan dengan baik.
“Buatlah anak didik kita tidak merasa jenuh dengan model pembelajaran saat ini, tapi harus diakui di Sulbar ini masih banyak kekurangan tenaga pengajar,” tandasnya. (ali)