MAMUJU, SULBAR EXPEESS – Sulbar merupakan provinsi dengan potensi bencana yang tinggi. Daetah ini mencatatkan indeks resiko bencana di peringkat satu. Sehingga dibutuhkan perencanaan yang baik dalam melakukan mitigasi.
Sekprov Sulbar Muhammad Idris mengatakan, Sulbar merupakan daerah yang rawan terkait kebencanaan. Sulbar dilewati ring of fire atau jalur cincin api, memiliki sesar-sesar aktif yang cukup banyak.
“Kita Sulbar menjadi daerah tertinggi indeks risiko bencana menempatkan kita 2022 urutan pertama dan 2021 kita masih di urutan kedua. Kita pertama dengan nilai 184,85. Di bawah kita ada Maluku dan Bengkulu,” kata Idris.
Sehingga melalui workshop yang digelar sebagai bagian upaya pemerintah melalui BPBD Sulbar untuk menyusun rencana penanggulangan bencana terutama mitigasi bencana.
Pada perkembangannya, nilai Indeks Risiko Bencana Indonesia atau IRBI dijadikan sebagai indikator kinerja utama oleh beberapa pemerintah daerah, yang mana berimplikasi pada indikator-indikator capaian Indeks Ketahanan Daerah atau IKD yang perlu di sinergikan dengan pogram dan kegiatan di dareah.
“Untuk di level kabupaten, Majene menjadi daerah tertinggi ke dua secara nasional,” kata Idris.
Ia berharap, melalui workshop yang digelar dapat menempatkan Sulbar sebagai daerah yang tidak lagi berada di angka tertinggi risiko bencana. Itu harus dilakukan dengan beberapa indikator seperti bagaimana memastikan setiap bahaya yang ditimbulkannya dapat di lakukan upaya mitigasi.
Keterlibatan seluruh pihak sampai di tingkat desa dapat menjadi upaya serius agar pemuda juga ikut terlibat, sehingga dapat menjadi daerah tangguh bencana.
Dibutuhkan juga infrastruktur yang baik dan pencegahan yang matang dalam menghadapi resiko bencan yang terjadi.
Kepala BPBD Sulbar Amir Maricar mengatakan, workshop yang digelar sebagai upaya memetakan daerah-daerah yang rawan sehingga dapat melakukan mitigasi. (*)