MAMUJU, SULBAR EXPRESS – Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulbar menggelar workshop pelibatan pemuda dalam pencegahan radikalisme dan terorisme yang digelar di hotel maleo, Kamis 10 Agustus 2023.
Sub Koordinator Kerjasama Lembaga Non Pemerintah BNPT Igor Tanjung Pambuko menyampaikan, media sosial adalah sarana yang digunakan sejumlah kelompok dalam menyebarkan faham-faham radikalisme. Untuk itu masyarakat khususnya generasi milenial perlu berhati-hati dan bijak dalam menggunakan.
“Pola penyebaran paham radikalisme marak melalui media massa yang meliputi internet, buku dan majalah. Komunikasi langsung baik lembaga pendidikan di sekolah maupun perguruan tinggi serta hubungan kekeluargaan,” urai Igor Tanjung.
Berdasarkan riset, motif terorisme tertinggi menyerang ideologi agama (yang keliru) sebanyak 45,5 persen, solidaritas komunal yang negatif juga diangka 20 persen, mob mentality 12,7 persen, selanjutnya motif balas dendam diangka 10,9 persen, situasional 9,1 persen dan terakhir motif separatisme di angka 1,8 persen.
Sementara, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulbar Sjaifuddin mengatakan faham radikalisme ada musuh bersama. Perlu keterlibatan seluruh pihak khususnya generasi penerus bangsa untuk menangkal hal itu, utamanya dalam bijak menggunakan sosial media.
“Faham radikalisme ini harus dilawan dengan senantiasa bijak dalam bersosial media, ketika ada informasi yang tidak pantas maka tidak usah untuk dilihat, kita harus menebarkan konten-konten positif saja,” urai Sjaifuddi .
Pada tahun 2045, lanjut Sjaifuddin, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah penduduk Indonesia 70% nya dalam usia produktif (15-64 tahun), sedangkan sisanya 30% merupakan penduduk yang tidak produktif (usia dibawah 14 tahun dan diatas 65 tahun) pada periode tahun 2020-2045.
“Saya mengajak kepada generasi Milenial untuk memanfaatkan kekuatan bonus demografi ini. Caranya adalah belajar, belajar dan belajar, tentu juga mengembangkan modal kearifan lokal,” katanya.
Ia berharap melalui forum tersebut, generasi milenial dapat tercerahkan agar faham radikalisme dapat ditolak dan dilawan dengan cara masing-masing.
“Sehingga paham radikalisme bisa kita atasi dan Indonesia bisa kita selamatkan,” tambahnya.
Dalam sambutannya, Sjaifuddin juga mengingatkan kepada generasi Milenial senantiasa menghindari pernikahan dini yang dapat memicu stunting. Sebab dua persoalan krusial itu bermula dari kurangnya pemahaman terkait bahaya dan resikonya.
Ketua FKPT Sulbar Muh. Imran Idris menyampaikan apa yang dilakukan BNPT sama yang dilakukan dengan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) dalam memupuk persatuan dan kesatuan melalui Kurikulum Merdeka saat ini.
“Rohnya sama. Kami punya pilar bangsa dan Kemendikbud punya Kurikulum Merdeka. Tujuannya sama yakni menumbuhkan rasa cinta bangsa dan tanah air,” ujarnya.
Ia mengaku, kegiatan serupa terus dilakukan FKPT Sulbar dengan menyasar dari berbagai kalangan, baik anak-anak maupun perempuan. (ami)