Kualitas Proyek Jalan Produksi Nelayan di Pulau Battoa Diprotes Warga

  • Bagikan
Proses pengerjaan jalan peduksi nelayan di Pulau Battoa, Polman.

POLMAN, SULBAR EXPRESS – Pengerjaan proyek jalan rabat beton dan plat duiker di Pulau Battoa, Desa Tonyaman, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polman, menuai sorotan warga setempat.

Warga memprotes. Mereka menilai kualitas pekerjaan proyek tersebut diduga campuran semennya kurang, sehingga gampang hancur bahkan bila dipegang dengan tangan.

Pemenang tender proyek ini adalah CV Agro Construction yang beralamat di Jl. Abdul Syakur, Kabupaten Mamuju, Sulbar.

Warga Dusun Kapejang, Pulau Battoa, Puddin mengatakan, proyek itu harus dilaporkan, karena saat pengerjaannya sudah selesai gampang hancur betonnya.

“Kurang semen ini,” kata Puddin melalui telepon, Minggu 27 Agustus 2023.

Puddin menjelaskan, proyek jalan rabat beton yang dikerjakan di dusunnya kurang lebih 1 Km ditambah pekerjaan plat dekker kurang lebih 1 meter lebih, proyek tersebut sudah berjalan empat hari.

“Mungkin campuran semennya empat satu, yang bermasalah ini proyek dekkernya,” terangnya.

Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) proyek ini Muh Akbar menegaskan, tidak akan mencairkan dananya bila proyek itu kualitasnya tidak bagus. Menurutnya, proyek tersebut masa kontraknya berakhir pertengahan Desember tahun ini.

“Sudah ada pengawas kesana. Kalau pengawasnya tidak tanda tangan, saya juga tidak tandatangan pencairannya. Kalau tidak benar proyeknya, saya tidak tandatangan,” ujarnya, Minggu 27 Agustus 2023.

Terpisah, PPTK Proyek pembangunan jalan produksi nelayan, Arifuddin menjelaskan, panjang jalan di Pulau Battoa yang dikerjakan tersebut yakni 800 meter sesuai dengan pagu yang disiapkan untuk proyek tersebut.

“Kegiatannya rabat beton yang volumenya dan speknya disesuaikan dengan anggarannya,” jelasnya, Kamis pekan lalu.

Lanjut dia, material proyek yang digunakan berasal dari Kecamatan Polewali lalu diseberangkan menggunakan taksi perahu dengan biaya angkut Rp 10.000 setiap satu sak semen.

“Meskipun jalan yang dibangun adalah jalan produksi, tapi proses pembangunannya tetap menggunakan material berkualitas cipping, pasir dan semen yang pengelolaannya menggunakan mesin molen pengaduk semen,” ungkapnya.

Arifuddin menambahkan, lebar jalan yang dikerjakan yakni 2 meter. Sementara terkait standar kualitas jalan proyek tersebut tidak ia sebutkan secara spesifik terkait kualitas mutunya.

“Standarnya ini sama dengan kualitas jalan produksi lainnya seperti pertanian, karena akses jalan ini tidak dilalui kendaraan umum seperti truk,” tandasnya. (ali)

  • Bagikan