MAMUJU, SULBAR EXPRESS – Memasuki kemarau, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulbar mengimbau kepada seluruh masyarakat agar berhati-hati dengan api, khususnya area hutan.
Pihaknya mencatat Kabupaten Mamuju dan Mamuju Tengah (Mateng) berada pada titik panas dan rawan terhadap kebakaran, untuk itu pihaknya akan membentuk tim satuan tugas (Satgas) penanganan bencana.
“Titik panas yang kita lihat di aplikasi di Sulbar itu ada dua (kabupaten). Salah satunya ada di Tengah,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Sulbar Amir Maricar saat dikonfirmasi di kantornya, Senin 4 September 2023.
Menindaklanjuti Surat Keputusan (SK) Gubernur tentang siaga darurat, pihaknya mendorong pembentukan Tim Satuan Tugas (Satgas) dengan melibatkan berbagai unsur.
“Kita akan menggelar rapat pembentukan satgas semua unsur dengan melibatkan, TNI, Polri, Basarnas, dan OPD terkait. Insya Allah kita bekerja sesuai dengan kemampuan kita mungkin akan full power,” terang Amir.
SK ini, lanjut Amir, akan diteruskan ke tingkat kabupaten dan diminta agar segera melahirkan SK bupati dalam rangka membentuk tim yang sama.
“Jadi kita sudah menetapkan SK Siaga Darurat kondisi di Sulbar. Bukan hanya Karhutlah, tetapi juga ini juga masuk bencana kekeringan,” papar Kalaksa BPBD.
Tim Satgas kata dia, akan bertugas hingga 31 Maret 2024. Mereka bakal membentuk posko untuk menerima laporan.
“Jika sewaktu-waktu ada laporan di tim satgas tanggap darurat, maka langsung akan disiagakan menjadi tanggap darurat. Setelah masuk musim penghujan kita juga hadapi lagi banjir. Tapi Sekarang kita fokus di bencana hidrometeorologi untuk panasnya,” terangnya.
Amir menambahkan, penanganan dilakukan secara pentahelix dengan melibatkan lima unsur, mulai dari pemerintah, masyarakat, dunia usaha, perguruan tinggi maupun media.
“Insyaallah berhasil, kita minta bencana kebakaran di Kabupaten Majene beberapa waktu lalu, itu yang terakhir,” ucapnya.
Amir mengimbau seluruh masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar karena dinilai menjadi potensi besar terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutlah) terlebih lagi di musim kemarau dan kekeringan seperti ini.
“Begitupun juga dengan orang yang lewat sementara merokok, (jika) buang puntung rokok di semak-semak itu semua akan memicu kebakaran,” imbuh dia. (ami/chm)