POLEWALI MANDAR – Komoditas kelapa merupakan tanaman perkebunan yang cukup besar kontribusinya terhadap perekonomian.
Produksi kelapa dimanfaatkan untuk konsumsi dan industri dalam negeri, seperti industri rumah tangga, kecil, dan menengah yang membutuhkan bahan baku kelapa sebagai upaya diversifikasi produk kelapa sehingga memiliki nilai tambah.
Peranan komoditas kelapa dalam bidang ekonomi terbukti dengan mampu menyerap tenaga kerja dan berperan penting dalam menumbuhkan sentra-sentra ekonomi baru di wilayah pengembangan.
Namun, di wilayah Sulawesi Barat (Sulbar) masih terdapat keterbatasan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menghasilkan Kopra yang berkualitas sehingga menjadi tantangan di tengah masyarakat.
Kopra merupakan hasil olahan dari pengeringan endosperm biji kelapa, selain itu, kopra juga merupakan salah satu produk turunan kelapa yang sangat penting dalam penyediaan minyak kelapa yang dibutuhkan di berbagai sektor, seperti industri makanan, kosmetik, dan farmasi.
Kabupaten Polewali Mandar adalah bagian dari enam kabupaten yang berada pada daerah Provinsi Sulbar dengan produksi tanaman kelapa terbesar diantara kabupaten yang lain pada 2021.
Jumlah produksi tanaman kelapa yang dihasilkan di Kabupaten Polewali Mandar mecapai 17.498 ton dari 33.851 ton total produksi kelapa di Provinsi Sulbar atau sekitar 51,79 memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan produksi Kopra.
Untuk itu, Dosen Prodi Manajemen Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) meluncurkan terobosan dengan menggelar Pelatihan Pengembangan Usaha Kecil Kopra Bagi Masyarakat melalui Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dalam rangka peningkatan ekonomi keluarga di Desa Lapeo berkolaborasi dengan Pemerintah Desa Lapeo Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar sejak Rabu 15 November 2023.
“Kegiatan ini pesertanya dari Kelompok Pengelolah Kopra, Kelompok Pemuda Karantaruna dan ibu-ibu PKK, dengan melibatkan beberapa dosen selaku anggota Tim yaitu, Arlistria Muthmainnah S.E.M.M. serta Sudirman dan Agnes Jovinta yang merupakan mahasiswa unsulbar,” terang Ketua Tim Akbar Azis. S.E..M.M, Senin 20 November.
Dituturkan, Pelatihan Pengembangan Usaha Kecil Kopra Bagi Masyarakat terlaksana atas bantuan dana hibah DIPA Unsulbar 2023 dan Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
“Produk turunan dari Kopra yang cukup variatif dan adanya pengetahuan tentang manfaat dari minyak kelapa menjadi peluang dalam peningkatan permintaan produk kopra sehingga menjadi potensi untuk dimanfaatkan masyarakat Lapeo yang memilki perkebunan kelapa untuk mengelola kopra,” tuturnya.
Upaya untuk dapat menangkap peluang pasar ini kuncinya yaitu memingkatkan kuantitas dan kualitas dari kopra yang dihasilkan. Dengan menciptakan pasar yang baik, produk olahan kopra dapat bersaing secara global.
Industri kelapa lanjutnya, dapat berkembang dan para petani akan mendapatkan harga yang layak, yang pada gilirannya mendorong peningkatan produktivitas masyarakat dan meningkatkan perekonomian keluarga.
“Pelatihan Pengembangan Usaha Kecil Kopra di Desa Lapeo, diharapkan kembali mampu mendorong minat mayarakat untuk dapat memproduksi kopra sebagai mata pencaharian dalam meningkatkan ekonomi keluarga,” harapnya.
Ia menambahkan, mengingat jumlah Sumber Daya Alam (SDA) berupa kelapa sangat melimpah di daerah Polewali Mandar dan kondisi iklim yang cenderung panas karena berada di pesisir pantai.
“Karena itu, kegiatan budidaya kelapa ini menjadi peluang masyarakat untuk menghasilkan kuantitas kopra yang lebih banyak dengan kualitas layak ekpor,” ujarnya. (*)