MAMUJU, SULBAR EXPRESS – Sempat mengalami kenaikan di Oktober 2023 (2,91 persen), November tahun ini, Ibu Kota Sulbar mengalami deflasi 0,28 persen. Dipicu penurunan harga di beberapa komoditas utama; Ikan Kayang, Bandeng, dan Ikan Cakalang.
“Untuk ikan layang menyumbang deflasi 0,20 persen, disusul bandeng 0,16 persen, lalu ikan cakalang memiliki andil sebesar 0,14 persen. Kemudian, telur ayam ras dan ikan katamba masing-masing menyumbang 0,04 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulbar Tina Wahyufitri di kantornya, Jumat 1 Desember 2023.
Penurunan harga ikan segar didorong banyaknya hasil tangkapan nelayan jenis Layang dan Cakalang, sedangkan stok ikan masih tercukupi.
“Sementara kalau Ikan Bandeng ada intervensi operasi pasar dari Pemerintah Daerah (Pemda) dengan menambah stok dari luar Mamuju,” beber Tina.
Di sisi lain, beras masih menjadi komoditas penyumbang utama inflasi skala year on year pada Oktober kemarin, yakni 1,75 persen, disusul cabai merah 0,21 persen, rokok kretek filter 0,18, angkutan udara dan sewa rumah masing-masing menyumbang 0,14 persen.
Namun kata Tina, khusus untuk November 2023, beras tidak lagi menjadi pemicu inflasi karena Pemda gencar melakukan operasi pasar.
“Inflasi kalender dari Januari hingga November kami mencatat 1,68 persen, sementara untuk inflasi year on year biasanya dijadikan sebagai target Sulbar, yakni 2,21 persen. Angka itu dibawah inflasi year on year nasional yang mencapai 2,68 persen,” papar Tina.
Secara umum, 13 kota di Regional Sulawesi mengalami inflasi yoy. Tertinggi terjadi di Luwuk sebesar 4,59 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 121,86, dan terendah terjadi di Palopo sebesar 2,08 persen dengan IHK sebesar 115,03.
“Sementara Mamuju mengalami inflasi sebesar 2,21 dengan IHK sebesar 115,80 menempati urutan kedua terendah dari 13 kota di Pulau Sulawesi,” sambung Tina.
Indeks Pembangunan Manusia
BPS juga merilis Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulbar yang mengalami peningkatan dari segala dimensi, baik umur panjang, hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak.
Pertumbuhan IPM Sulbar Barat tahun 2023 mengalami percepatan dari tahun sebelumnya.
Seluruh dimensi pembentuk IPM mengalami peningkatan, terutama standar hidup layak dan pengetahuan.
“Kami merilis indeks pembangunan manusia Sulbar tahun 2023 yang mencapai 69,08 persen. Ini meningkat 0,61 poin dibandingkan tahun sebelumnya,” sebut Kepala BPS Sulbar, Tina.
Dijelaskan, Kabupaten Polewali Mandar (Polman) mencatat pertumbuhan IPM tertinggi antar daerah di Sulbar dengan menyumbang 1,20 persen tahun ini, Namun secara umum, Majene masih menjadi kabupaten dengan IPM tertinggi, yakni 72,44.
“Secara persentase, Polewali Mandar penyumbang tertinggi yakni 1,20 persen, disusul Kabupaten Majene 1,12 persen, Mamuju 1,02 persen, Mamasa 0,90 persen, Mamuju Tengah 0,83 persen dan Pasangkayu 0,69 persen,” ucap Tina Wahyufitri. (ami/chm)