POLMAN, SULBAR EXPRESS – Program Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Desa Beroangin, Kecamatan Mapilli, Kabupaten Polman, Sulbar, berjalan sukses. Persoalan kekurangan air bersih di Dusun Indo Andi, Desa Beroangin, kini teratasi.
Proyek SPAM ini berhasil menemukan titik mata air dengan metode pengeboran ke bawah tanah. Dalam proyek SPAM senilai Rp 1 miliar lebih ini dilakukan pengeboran selama 32 hari dengan kedalaman 50 meter.
Selama ini warga Dusun Indo Andi kesulitan menemukan titik air karena wilayahnya yang kering dan berbatu. Namun keraguan masyarakat menjadi cambuk bagi pelaksana proyek, CV Sinar Mas, mendapatkan titik air dengan teknologi geolistrik.
“Saking banyaknya batu di bawah tanah, kadang seharian kita bor hanya tembus satu jengkal. Untuk pengeboran saja kita butuh waktu 32 hari sampai dapat air, ” kata Direktur CV Sinar Mas H. Arafah saat ditemui pekan lalu.
Arafah menyampaikan, tenaga kerja yang digunakan melakukan pengeboran didatangkan dari luar daerah. Proses pengeboran ini membutuhkan waktu panjang, mulai dari penentuan titik koordinat mata air serta pengeboran batu bersusun dibawah tanah.
“Selama ini masyarakat selalu gagal menemukan titik air karena lokasinya berbatu. Dengan menggunakan teknologi, kami terus bekerja dan akhirnya berhasil,” jelasnya.
Kepala Dusun Indo Andi Desa Beroangin, Jumain, mengucapkan rasa syukur atas keberhasilan program air bersih pertama di wilayahnya. Sebab selama ini masyarakat setempat mengandalkan sungai untuk kebutuhan air bersih.
“Berkat program ini masyarakat tidak lagi kesulitan air bersih. Ada 80 rumah yang mendapatkan bantuan air bersih. Kami masyarakat sangat bersyukur program SPAM ini sudah memenuhi kebutuhan air kami yang selama ini mengalami krisis air bersih,” ujarnya, melalui telepon, Jumat 15 Desember 2023.
Sementara itu, Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PUPR Polman Baharuddin memaparkan, di awal pengerjaan proyek SPAM di Desa Beroangin sempat diragukan warga setempat, bahkan warga saat itu melakukan rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi II DPRD Polman meminta titik pengeboran dipindahkan karena lokasi tanahnya berbatu.
“Tapi saya bertahan dan meminta waktu. Setelah dilanjutkan pengeboran, kedalaman 50 meter mata air berhasil ditemukan. Sehingga keraguan masyarakat selama ini sirnah. Dan terpenting masyarakat sudah tak lagi krisis air bersih karena air telah mengalir ke rumah-rumah mereka,” ungkapnya.
Baharuddin menjelaskan, proyek SPAM tahun ini di wilayah Polman seluruhnya sukses memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat, termasuk diantaranya di Desa Besoangin Utara Kecamatan Tubbi Taramanu dan Desa Beroangin Kecamatan Mapilli yang dikenal sebagai wilayah kering dan berbatu.
“Saking senangnya warga di sana melihat air, ada yang bawa kappar (sesajen), menari dan sujud syukur, ” ucapnya.
Baharuddin berharap masyarakat tidak terlalu percaya dengan ramalan mistis untuk menentukan titik koordinat mata air. Sebab sekarang sudah teknologi modern yang akurasinya rasional.
Kata dia, yang menghalangi kesejahteraan masyarakat adalah kebodohan. Sehingga untuk mengentaskan kemiskinan dan kebodohan harus menghilangkan pikiran mistis.
“Mistislah yang membentengi kita dari kehebatan teknologi. Kemarin itukan warga lebih percaya dukun saat kami menentukan titik koordinat mata air, menurut saya ramalan dan mistis itu dapat membuat kita berpikir tidak cerdas,” tandasnya.
Konsultan proyek SPAM Beroangin, Erwin, menuturkan bahwa proyek SPAM saat ini menggunakan kombinasi tenaga surya dan listrik PLN untuk menghidupkan mesin, kemudian mengalirkan air ke bak penampungan dengan kubikasi air yang dihasilkan dua liter air perdetik.
“Kita berharap masyarakat dapat menjaga fasilitas air bersih yang sudah dibangun pemerintah untuk kepentingan masyarakat,” harapnya. (ali)