MAMUJU, SULBAR EXPRESS – Terus berupaya menekan angka stunting, berbagai langkah strategis telah dilalukan PemkabĀ Mamuju, utamanya melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang melibatkan berbagai stakeholders dan perangkat daerah.
Meski telah terjadi penutunan angka stunting di Kabupaten Mamuju, namun secara umum pencapaian tersebut belum mampu menurunkan angka stunting secara umum di Provinsi Sulbar yang menempati urutan kedua dengan angka prevalensi stunting tertinggi se-tanah air.
Oleh karenanya, hal itu mendapat perhatian serius dari Bupati Mamuju Sitti Sutinah Suhardi. Ia meminta keterlibatan semua stakeholder lebih didorong pada peningkatan kreatifitas dalam melalukan upaya menangani stunting.
Sutinah memberi contoh, salah satu hal yang menyebabkan banyaknya anak mengalami stunting adalah kurangnya angka kunjungan masyarakat ke posyandu, padahal di tempat tersebut masyarakat dapat menerima intervensi berbagai hal, termasuk soal kesehatan ibu dan anak yang menjadi cikalbakal munculnya berbagai persoalan jika tidak ditangani dengan baik termasuk munculnya stunting.
Menangani persoalan tersebut, Bupati Mamuju terus menyinggung persoalan kepedulian yang masih dinilai kurang, serta kreatifiitas untuk melaksanakan kegiatan dalam mendorong penurunan stunting.
Dalam kegiatan pelantikan penjabat desa yang dilangsungkan akhir bulan Januari 2024 di kantor bupati, Sutinah mengungkapkan harapan agar para penjabat desa dapat lebih peduli dan lebih kreatif menjalankan program kerja demi menekan angka stunting diwilayah masing-masing,sehingga ditargetkan secara akumulasi nantinya angka stunting di Kabupaten Mamuju dapat menurun.
Dari data sementara progres enrty pengukuran balita bulan Desember tahun 2023, secara keseluruhan di Kabupaten Mamuju terdapat 17.790 balita yang telah diukur dengan persentase 74,4 persen, dan dari data tersebut diperoleh 5.240 anak yang dinyatakan mengalami stunting atau 2,91 persen dari jumlah yang telah diukur. (adv)