MAMUJU, SULBAR EXPEESS – Prevalensi stunting di Indonesia yahun 2023 di angka 21,5 persen. Terdapat 19 provinsi di Indonesia dianggap mampu menekan angka stunting, termasuk Sulbar.
Hal itu disampaikan Kepala Diskominfopers Sulbar Mustari Mula berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia 2023 oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Mustari menjelaskan, prevalensi stunting di Sulbar pada 2022 diangka 35,0 persen, kini menurun 4,7 persen menjadi 30,03 persen pada 2023. Angka penurunan stunting ini memang belum terlihat signifikan. Namun, ini menjadi harapan dan dorongan agar satgas stunting yang telah dibentuk sejak Juni 2023 dapat bergerak lebih masif menyasar setiap kecamatan dan melakukan intervensi keluarga terdampak stunting.
“Sebaran prevalensi stunting ini menjadi tolak ukur atas apa yang sudah kita kerjakan. Sehingga sebagaimana harapan pak Pj Gubernur Sulbar Prof Zudan, satgas harus tetap bergerak,” ucap Mustari, Rabu 20 Maret 2024.
Lanjut Mustari megatakan, persoalan stunting tidak dapat dikerjakan oleh pemerintah saja melainkan perlu melibatkan seluruh pihak, termasuk keterlibatan masyarakat. Olehnya sejak 2024, Pemprov Sulbar kembali mendorong Gerakan Ayo ke Posyandu.
“Gerakan Ayo ke Posyandu ini menjadi prioritas Pj Gubernur Sulbar, dengan harapan masyarakat lebih aktif melakukan pemeriksaan kesehatan dan memudahkan dalam melakukan intervensi stunting,” ucap Mustari.
Penjabat Gubernur Sulbar Prof Zudan Arif Fakrulloh berharap kepada OPD khususnya satgas untuk melakukan evaluasi atas angka prevalensi yang diperoleh pada tahun 2023. Ia menekankan kordinasi antar OPD, baik provinsi dan kabupaten agar lebih intensif membicarakan hal yang perlu dikerjakan agar Sulbar dapat terbebas dari stunting. “Semoga 2024 bisa lebih turun lagi,” tutup Sestama BNPP ini. (*)