MAJENE, SULBAR EXPRESS – Seperti biasanya di Kabupaten Majene, para pedagang dadakan atau penjual takjil musiman mulai bermunculan dengan menjual makanan khas untuk berbuka puasa saat bulan Ramadan.
Pedagang dadakan ini, berjualan pada sejumlah titik di wilayah perkotaan Majene, diantaranya di sepanjang Jalan Gatot Subroto, pelataran Pusat Pertokoan serta sejumlah titik lainnya.
Tak hanya makanan kuliner, namun banyak pula yang menjajakan aksesoris, parcel, hingga peralatan ibadah, seperti peci, sajadah dan lainnya.
“Terdapat puluhan lapak pedagang membuka lapaknya sejak pukul 15.00 Wita. Berbagai menu takjil atau makanan dan minuman untuk buka puasa yang dijajakan, antara lain, kue, es buah, lauk, dan lainnya.
Salah satu pedagang takjil bernama Ani mengaku, dirinya bersama pedagang lainnya memanfaatkan momen Ramadan untuk berjualan makanan takjil. “Jualannya saat Ramadan saja. Karena saat sore hari di sini selalu ramai banyak yang ngabuburit,” sebut Ani, Selasa 26 Maret.
Salah satu pembeli bernama Nadia juga mengaku, saat ramadan salah satunya adalah munculnya banyak titik ngabuburit dan juga sangat dinantikan. “Saya suka jalan-jalan keliling sebelum berbuka, sambil membeli kue untuk berbuka puasa,” ujarnya.
Untuk memastikan penanganan takjil yang dijual tak ada penggunaan bahan berbahaya, Balai Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Sulbar melakukan pengujian sample takjil dan makanan yang dijual untuk berbuka puasa.
Kepala BPOM Sulbar Suliyanto mengatakan, petugas BPOM bersama Forkopimda Majene mengambil sample dua lokasi pusat penjualan takjil ramadan, yaitu Pusat Pertokoan dan kawasan Pasar Sentral Majene.
“Dalam pengujian ini, petugas mengambil sebanyak 25 sampel makanan dan minuman yang dijual secara acak untuk diperiksa kandungan di dalamnya,” jelasnya.
Pemeriksaan takjil lanjutnya, BPOM Sulbar bekerjasama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majene. “Beberapa yang diuji adalah makanan dan minuman berwarna olahan ikan, dan beberapa jajanan lainnya,” ujarnya.
Suliyanto bersyukur, dari hasil pemeriksaan cepat yang dilakukan petugas BPOM Sulbar tidak ditemukan Makanan atau Minuman (Mamin) yang berbahaya.”Artinya masyarakat Majene bisa mengkonsumsi takjil,” bebernya.
Dalam pemeriksaan turut hadir Bupati Majene Andi Achmad Syukri. Ia mengatakan, hasil pemeriksaan yang dilakukan petugas BPOM pada dua lokasi, tidak ditemukan adanya kandungan zat berbahaya pada takjil berbuka.
“Tujuan dari pemeriksaan ini untuk memastikan penganan takjil yang dijual tak ada penggunaan bahan berbahaya. Syukurlah dari hasil pengujian, dari 25 sample yang diuji, semuanya tidak mengandung bahan berbahaya di dalamnya,” sebutnya.(hfd)