SELAMAT DATANG DI SULSEL, PROF. ZUDAN

  • Bagikan
Mendagri Tito Karnavian saat pelantikan Pj Gubernur Sulsel, Prof. Zudan Arif Fakrullah (kanan), di Jakarta, Jumat (17/5/2024). Foto: ist

Oleh Bang Irwan

Alhamdulillah, akhirnya Bapak Presiden Joko Widodo mengganti Pj Gubernur Sulsel hari ini. Berakhir sudah satu model kepemimpinan terburuk yang pernah saya lihat dalam kepemimpinan pemerintah daerah seumur hidup saya.

Saya telah melihat dari dekat kepemimpinan beberapa kepala daerah di Sulsel, Amin Syam, SYL, IAS, Prof. NA, Danny Pomanto, dan paling dekat Gubernur Andalan, tapi tak ada yang seburuk Penjabat kemarin.

Secara politik tokoh-tokoh pemimpin Sulsel ini satu sama lainnya sering menjadi rival, tapi tak ada yang pernah saya saksikan “melecehkan” pendahulunya di depan publik. Mereka menjunjung etika politik sesama pemimpin dengan menjaga kehormatannya.

Selamat datang di Sulawesi Selatan, Prof. Zudan, Pj Gubernur Sulsel yang baru. Tentu saja banyak PR yang menunggu. Mulai dari disorientasi penganggaran, acakadut birokrasi, mutasi gaya barbar, hingga penanganan bencana yang mengecewakan.

Sebagai warga Sulsel, tak banyak ekspektasi yang saya harapkan dari Prof. Zudan sebagai Penjabat Gubernur yang baru. Cukup melaksanakan tugas sebagai Penjabat dengan segala tugas dan tanggung jawabnya, itu sudah cukup. Tak perlu lebih.

Tak perlu mencari panggung sebab penjabat bukan politisi. Tak perlu numpang populer sebab jika sukses dengan tugas otomatis akan populer sebagaimana populernya Prof Zudan di Sulbar. Apalagi sampai harus resmikan ulang karya Gubernur sebelumnya, atau mengganti semua nama-nama gedung dan ruangan yang telah dibangun Gubernur sebelumnya, itu sangat menjijikkan.

Prof Zudan tak usah membangun “pasukan” di lingkungan birokrasi Pemprov Sulsel dengan membedakan alumni IPDN dan non-IPDN, sebab itu hanya memecah belah birokrasi yang tugasnya melayani. Ayomilah seluruh ASN, sehingga mereka semua merasa bahwa Anda adalah pimpinan semua ASN Pemprov.

Berikanlah keteladanan dalam memimpin Prof, melalui komunikasi yang empatik, perilaku yang simpatik, gestures yang energik, kerja yang kolaboratif, dan semangat relijiusitas yang otentik, sehingga orang tidak lagi bergosip tentang botol-botol miras di rumah jabatan.

Akhirnya, selamat bekerja Prof. Zudan. Rakyat mana yang tidak mencintai, mendoakan dan mendukung pemimpin yang bekerja dengan ikhlas dan tanpa tendensi? Kami telah melihat bagaimana rakyat Sulbar merasa kehilangan sosok Anda. Semoga hal yang sama menjadi warisan yang dikenang rakyat Sulsel dalam masa kepemimpinan Anda yang singkat.

Hormat saya, Bang Irwan

  • Bagikan