MAMUJU, SULBAR EXPRESS – JUMAT 17 Mei, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian melantik Bahtiar Baharuddin sebagai Pj Gubernur Sulbar, mengantikan Zudan Arif Fakhrullloh.
Bahtiar kini menjadi penentu dan langkah perkembangan di Barat Sulawesi. Diharap mampu memaksimalkan potensi dan menjawab beragam permasalahan daerah. Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024 menjadi salah satu agenda utama yang mesti mendapat perhatian lebih.
Begitu disampaikan Ketua DPC Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Mamuju, Dadarson yang mengurai beberapa catatan bagi nahkoda Sulbar tersebut. “Pj (gubernur,red) diharapkan mampu merealisasikan rencana pembangunan yang telah disepakati, karena Sulbar telah merancang banyak agenda pembangunan infrastruktur, baik darat, udara, dan laut,” paparnya, Minggu 19 Mei.
Apalagi, rencana tersebut juga sudah tertuang dalam komitmen Musrembang Kasulampua pada 16 Mei di mamuju. “Agar wacana Sulbar sebagai penyangga ibu kota dapat terwujud,” harap Dadarson.
Tak kalah penting, kata dia, kepala daerah harus menerapkan prinsip netral dalam sikap maupun tindakan dalam Pilkada Serentak 2024. “Harus netral, tidak ditunggangi dengan kepentingan pihak manapun,” tegasnya.
Dia menambahkan bahwa tidak dipungkiri pula jika Sulbar, khususnya Mamuju menjadi sorotan dari segi Sumber Daya Alam. Membutuhkan penerapan regulasi yang jelas dan tegas agar bisa dikelola dengan baik dan benar.
“Sehingga manfaatnya bisa dirasakan masyarakat dan mengembangkan daerah,” urai ketua GMNI Mamuju dalam keterangan tertulisnya.
Bahtiar sendiri telah menjabat untuk ketiga kalinya sebagai Pj Gubernur yang sebelumnya bertugas di Provinsi Kepri dan Provinsi Sulsel.
Pj Gubernur Sulbar, Bahtiar Baharuddin bersama Istri Sofha Marwah Bahtiar tiba di Bandara Tampa Padang Mamuju, Minggu siang 19 Mei 2024. Disambut oleh Sekertaris Daerah Provinsi Sulbar Muhammad Idris bersama pimpinan Forkopimda dan kepala OPD lingkup Pemprov Sulbar.
Bahtiar Baharuddin mengaku dirinya merasa terhormat dan berbahagia tiba di Mamuju. Apalagi kedatangannya di Mamuju bukan pertama kalinya. (*)
