MAJENE, SULBAR EXPRESS – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majene terus melaksanakan pengembangan kawasan food estate, integritas farming di daerah ini.
Kegiatan itu, untuk meningkatkan produksi pangan, memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat serta menopang Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.
Pengembangan kawasan food estate ini, diuraikan Bupati Majene Andi Achmad Syukri pada Kunjungan Kerja (Kunker) perdana Pj Gubernur Sulbar Dr. Drs. Bahtiar Baharuddin, M.Si, bersama rombongannya di Pendopo Rumah Jabatan Bupati Majene, Kamis 30 Mei.
“Lokasi pengembangan kawasan food estate, integritas farming ini di wilayah Desa Pamboborang Kecamatan Banggae di Dusun Galung Pa’ara dan Salabulo,” terang Andi Achmad Syukri.
Dihadapan Pj Gubernur Sulbar, Bupati Majene pemilik tagline Majene Rumah Kita itu juga memaparkan biografi potensi yang menjadi Sumber Daya Alam (SDA) penopang ekonomi masyarakat di Majene.
“Kita berharap agar hubungan silaturahmi Pemkab Majene dan Pemprov Sulbar tetap terjalin sehingga tercipta sinergitas yang semakin baik,” harapnya.
Andi Syukri menyampaikan, bahwa baru memasuki tiga tahun masa jabatan sebagai Bupati Majene dengan visi misi Majene Unggul, Mandiri dan Religius (UMR) telah mampu menunjukkan sejumlah prestasi yang kini dimiliki Kabupaten Majene.
“Diantaranya kegiatan keagamaan, program sosial kemasyarakatan, seperti penanggulangan kemiskinan, pendidikan, kesehatan, kebencanaan hingga pengarusutamaan gender dan perlindungan anak dan lainnya,” ulasnya.
Selain itu, Andi Syukri juga menyampaikan sebagian besar masyarakat Majene berprofesi sebagai petani, peternakan, perkebunan dan nelayan dengan luas wilayah 947,84 kilometer. “Kabupaten Majene secara administrasi terdiri dari delapan kecamatan dan 62 desa serta 20 kelurahan,” urainya.
Untuk pengembangan sektor pariwisata lanjutnya, terus melakukan pengembangan guna menopang pertumbuhan ekonomi yang ekslusif. “Seperti pengembangan kawasan Pantai Dato, Pantai Barane, Pasir Putih Tarra ujung, wisata Museum Mandar serta permandian air panas di Limboro,” jelasnya.
Dari sektor penanganan angka stunting, juga terus mengalami penurunan dengan melakukan langkah strategis. “Kasus stunting pada 2022 mencapai angka 40,6 persen dan telah ditekan menjadi 30,5 persen sekaligus menempatkan urutan tiga di Sulbar,” pungkasnya. (hfd)