MAMUJU, SULBAR EXPRESS – Pemkab Mamuju melalui DPPKB melaksanakan rapat audit dan manajemen pendampingan serta diseminasi 1 audit kasus stunting yang dilaksanakan di Maleo Water Park Mamuju, Senin 24 Juni 2024.
Dalam pertemuan yang diikuti sejumlah peserta dari berbagai kalangan, serta menghadirkan sejumlah tenaga ahli tersebut, terungkap data bahwa kasus stunting di Kabupaten Mamuju terbilang telah mengalami penurunan.
Asisten II Pemkab Mamuju Khatma Ahmad mengatakan, penurunan angka stunting di Mamuju memang mengalami penurunan. Sebelumnya berasa di angka 33,84 persen, kini menjadi 32,78 persen. Namun penurunan tersebut terbilang masih jauh dari target yang diharapkan, bahkan belum mendekati target nasional yang ditetapkan sebesar 14 persen.
“Jalan masih panjang. Ini tentu memerlukan perhatian serius dari kita semua. Dan saya berharap kegiatan yang kita lakukan jangan hanya bersifat seremoni dan menghabiskan anggaran yang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan,” ujar Khatma mengingatkan.
dr. Sri Hadzriati sebagai salah satu tenaga ahli spesialis anak menggambarkan kondisi stunting yang terkadang masih kurang dipahami banyak orang.
Ia menyebutkan, memang sangat banyak istilah asing dalam penyebutan hal-hal dalam penanganan stunting. Namun secara umum, dokter anak yang saat ini bekerja di RSUD Mamuju itu mengatakan ciri awal yang mudah dikenali dari penderita stunting adalah “pendek, bodoh dan koro-koroang”.
Alumni SMPN 1 Mamuju ini menggambarkan, stunting dengan bahasa sederhana. Sebab, anak yang pendek belum tentu stunting, karena masih terdapat ciri lain yang menjadi penanda terjadinya stunting.
Yang terpenting menurutnya, masyarakat harus mulai sadar tentang asupan gizi terhadap anak, serta imunisasi lengkap yang bisa dilakukan secara gratis di Posyandu. (*)