POLMAN, SULBAR EXPRESS – Empat hektar daratan di pesisir pantai Dusun Tete, Desa Paku, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulbar, hilang akibat abrasi.
Daratan pesisir itu sebelumnya seluas 5 hektar dari bibir pantai, sisa satu hektar. Air laut bakal merendam pemukiman warga.
Tidak adanya tanggul penahan ombak dan parahnya kerusakan lingkungan disebut menjadi pemicu utama terendamnya daratan oleh air laut.
Kepala Desa Paku, Syarifuddin, mengungkapkan bahwa akibat abrasi pantai, perbatasan wilayah pantai Desa Paku, Sulbar, demgan Desa Binanga Karaeng, Kabupaten Pinrang, Sulsel, berubah. Btas wilayah Pinrang maju sekira 100 meter ke wilayah Sulbar.
“Bila tanggul penahan ombak tidak segera dibangun, maka air laut bakal merendam pemukiman warga di Dusun Tete, Desa Paku,” ujarnya, di pesisir pantai Dusun Tete, Senin 1 Juli 2024.
Menurut dia, hilangnya dataran pantai itu terjadi secara merata sejak beberapa tahun belakangan, bahkan beberapa petak tambak milik warga di Dusun Tete sudah terendam air laut.
“Dulu di tahun 2021 pernah dimasukkan program pariwisata, banyak pohon pohon jambu mente ditanam. Begitu banjir, habis kayu-kayu itu terendam air laut semalam,” ucapnya.
Ia berharap pemerintah segera membangun tanggul penahan ombak di Dusun Tete sepanjang 1 kilometer, sebab bila dibiarkan pemukiman warga di Dusun Tete yang memiliki jumlah penduduk 500 jiwa lebih akan lenyap ditenggelamkan air laut.
“Ada 100 rumah lebih disini, penduduk 500 orang lebih, untung masih ada pematang besar menahan ombak. Bulan 12 nanti kami prediksi akan banjir lagi, karena air laut naik,” tandasnya. (ali/ham)