APBD Sulbar Terbatas, Ini Cara Bahtiar Putus Mata Rantai Kemiskinan

  • Bagikan
Pj Gubernur Sulbar Bahtiar Baharuddin berdialog dengan warga Kecamatan Aralle, Kabupaten Mamasa.

MAMASA, SULBAR EXPRESS – Pj Gubernur Sulbar Bahtiar Baharuddin terus melakukan kunjungan dan berdialog langsung dengan masyarakat di berbagai daerah.

Kali ini di Kecamatan Aralle, Kabupaten Mamasa, tepatnya di Kantor Camat Aralle, Rabu 24 Juli 2024.

Di Aralle, Bahtiar memilih menginap di rumah salah seorang warga Aralle demi memahami psikologi masyarakat.

Kunjungan ke Kantor Camat Aralle sekaligus menyerahkan bantuan sosial serta bantuan pangan kepada masyarakat, dan melakukan penanaman pohon. Setelah itu dilanjutkan dialog dihadiri perwakilan pemerintah desa se Kecamatan Aralle, tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat.

Di hadapan warga, Bahtiar mengatakan bahwa ia sengaja turun dan menginap di Aralle untuk mendengar langsung kendala dihadapi masyarakat dan memberi gambaran terkait kondisi daerah saat ini. Kata dia, kondisi APBD terbatas, maka tidak mungkin membangun daerah dengan mengandalkan APBD.

Sehingga untuk memutus mata rantai kemiskinan memerlukan alat dan metode yang benar, serta menyesuaikan menyesuaikan kondisi objektif masyarakat.

“Cek APBD Sulbar, perencanaan yang dijalankan tahun ini itu tidak ada apa. Saya sebagai Penjabat Gubernur kesulitan membantu masyarakat. Karena program kita sudah habis dan tidak fokus langsung kepada masyarakat. Bahkan saya bawa bibit-bibit ini upaya mandiri tidak ada satu persen pun dari APBD,” ucap Bahtiar.

Namun, Bahtiar tak ingin kehabisan akal untuk membantu masyarakat tidak lagi berputar pada kondisinyang sama seperti sepuluh tahun sebelumnya, harus ada perubahan signifikan.

“Tidak boleh lagi dibiarkan keadaan ini terus berulang dari tahun ketahun, dan APBD kita yang kecil ini harus fokus memutus mata rantai kemiskinan. Tahun berikutnya harus ada perubahan angka signifikan. Kalau tidak, artinya kita tidak fokus bekerja, kita merencanakan program tidak sesuai kebutuhan rakyat tetapi selerah pribadi pejabat-pejabat. Inilah model managmen pemerintahan yang sedang saya gerakkan, berkesusuaian dengan kebutuhan objektif masyarakat bawah bukan selerah kita orang per orang,” kata Bahtiar.

Solusi Bahtiar kepada masyarakat Aralle adalah pengembangan sektor pertanian dan budidaya perikanan menggunakan skema KUR. Hanya saja harus berskala besar, sehingga hasilnya tidak habis sekedar dijadikan konsumtif.

“Mamasa sangat subur. Ph tanah di atas 7-8. Artinya basah terus sepanjang tahun, ditanam apa saja tumbuh, ini bersukur betul. Dengan potensi itu maka masyarakat harus mengembangkan sektor perkebunan, pertanian, dan budidaya ikan tawar,” ucap Bahtiar.

Muhtar, warga Kecamatan Aralle berterima kasih atas bantuan yang diberikan Pj Gubernur. Dia pun berharap pemerintah terus memberikan dukungan terhadap sektor pertanian, khususnya di Aralle.

“Kami disini petani, jadi semoga perhatian ke petani ini terus ditingkatkan, seperti bantuan pupuk dan bibit,” ucap Muhtar.

Di tengah berlangsungnya dialog, beberapa kepala desa hadir dan memberikan pertanyaan terkait skema KUR. Merespon hal itu Bahtiar meyakinkan dengan menghadirkan langsung pihak perbankan serta metode untuk penggunaan skema KUR. (*)

  • Bagikan