MAKASSAR, SULBAREXPRESS – Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menyampaikan Kuliah Umum di Unhas dengan tema “Smart Farming, Pertanian Presisi dan Pertanian Masa Depan”
Universitas Hasanuddin (Unhas) merupakan kampus tempat Mentan menimba ilmu semasa kuliahnya. Di sini Amran sekaligus menyampaikan kabar gembira. “Kabar gembira itu adalah penghargaan Agricola Medal yang baru diperoleh kembali di saat Menteri Pertaniannya alumni Fakultas Pertanian Unhas,” ujar Mentan, Selasa 3 September.
Diketahui, Agricola Medal adalah penghargaan Badan Pangan Dunia FAO atas peran dan kontribusi Indonesia dalam melakukan transformasi sistem pertanian berkelanjutan. Penghargaan ini diterima langsung oleh Presiden RI Joko Widodo beberapa waktu lalu.
Mentan mengatakan Agricola Medal terakhir kali diperoleh Indonesia tahun 1984 dan diterima langsung oleh Presiden Soeharto. Artinya, lebih dari 40 tahun Indonesia baru kembali meraihnya.
Dalam materi kuliahnya, Mentan menjelaskan bahwa pertanian berkelanjutan terus dikerjakan melalui berbagai program strategis seperti food estate, optimasi lahan, perluasan areal tanam, pompanisasi hingga membangun smart farming di berbagai daerah.
Sebagai contoh, Indonesia merupakan negara pertanian terbesar di dunia yang berhasil menerapkan berbagai teknologi penghemat air khususnya untuk produksi tanaman tebu. Mulanya, tanaman tersebut diprediksi gagal, namun seiring berjalannya waktu Indonesia mampu memproduksi gula secara mandiri.
“Dalam hal ini, sebagai ilmuwan kita harus selalu bertanya pada ahli. Tapi jangan bertanya pada ahli yang gagal di pekerjaan tersebut. Karena dia hanya akan membuat anda pesimis,” katanya.
Berikutnya, kata Mentan, Indonesia saat ini tengah membangun pertanian modern di berbagai daerah. Salah satunya yang saat ini dikerjakan pemerintah di Merauke Papua. Di sana, semua pengerjaan pertanian dilakukan melalui pemanfaatan teknologi seperti drone dan combain harvester.
“Merauke dan pembangunan klaster modern lainya adalah jawaban atas upaya kita menghilangkan kesenjangan antara Indonesia dan negara lain,” katanya.
Untuk diketahui, kementerian pertanian tengah menggencarkan program perluasan areal tanam (PAT) melalui pompanisasi sebagai upaya pemerintah dalam mengantisipasi darurat pangan yang melanda sejumlah negara akibat gelombang panas paling ganas.
“Ada El nino datang menghantam. Kekeringan melanda, Negara ini butuh makan, sedang produksinya tidak memenuhi. Inilah yang dihadapi negara kita. Makanya pompanisasi dilakukan sebagai upaya cepat untuk mengatasi kekeringan ekstrim akibat elnino. Selanjutnya kita cetak sawah, diharapkan kebutuhan dalam negeri akan dapat disuplai dari produksi sendiri,” jelasnya. (*)