Mentan Amran Sulaiman Mencopot Pejabat Kementan yang Bermain Mata dengan Calo

  • Bagikan

JAKARTA, SULBAR EXPRESS – Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman menunjukkan konsistensi dalam memberangus paraktik KKN di lingkup Kementerian Pertanian (Kementan).

Ia mencopot seorang Direktur di Kementan, IM, yang ketahuan bermain mata dengan calo dalam kasus pengadaan barang dan jasa. Pencopotan langsung dilakukan Mentan di hari yang sama saat ia menerima laporan tersebut.

Andi Amran Sulaiman, pada Kamis 29 Agustus 2024, juga memerintahkan Direktur Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan), Fausiah T Landja untuk melaporkan dugaan tindak pidana penipuan atau perbuatan curang, sesuai UU 1 Tahun 1946 tentang KUHP, sebagaimana dimaksud dalam pasal 378 KUHP.

Itu setelah Fausiah mengaku mendapat informasi ada pihak yang mencatut namanya dan meminta para pengusaha untuk ikut dalam proyek dengan menyetor dana awal 15-20 persen kepada pihak calo atau broker.

Setelah dilaporkan, hari ini pihak kepolisian telah melakukan pemanggilan. “Kami perintah dilaporkan minggu lalu, sekarang sudah ada panggilan,” ungkap Amran dalam keterangan resmi.

Sejak menjabat kembali sebagai Mentan pada Oktober 2023 lalu, Amran langsung lakukan bersih-bersih. Menginstruksikan jajaran Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementan untuk memeriksa semua pihak, menyusul info adanya calo proyek. Bahwa ada oknum di Kementan yang sengaja meminta fee 20 persen guna memperoleh kontrak.

“Saya memerintahkan kepada Irjen untuk melaporkan ke aparat penegak hukum terkait berita online, bahwa ada orang (calo/broker) yang menjanjikan kepada calon penyedia untuk memperoleh pengadaan di Kementan harus menyetor 15-20 persen dari nilai kontrak” ujar Andi Amran Sulaiman pada keterangan pers, Sabtu lalu.

Mentan telah secara konsisten memberantas praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) di lingkungan Kementan sejak menjabat sebagai Mentan pada 2014 silam. Andi Amran telah melakukan mutasi-demosi atas 1.479 pegawai, menjatuhkan sanksi 844 pegawai. Adapula yang harus menerima sanksi berat berupa pemecatan karena melakukan penyelewengan atau korupsi.

Bahkan, pernah dalam satu hari, Mentan Amran mencopot beberapa pejabat lingkup Kementan, mulai dari dirjen hingga direktur, yang dilakukan sebelum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan mereka sebagai tersangka kasus korupsi.

Diketahui bahwa Dirjen Hortikultura, IH ditetapkan sebagai tersangka pada 2016 silam atas kasus pengadaan sarana budidaya mendukung pengendalian OPT, yang merugikan keuangan negara senilai Rp12,947 Miliar.

Andi Amran juga membuktikan komitmennya dalam melawan tindakan nepotisme ketika salah satu adik iparnya mendaftar CPNS Kementan pada 2017. Berdasarkan hasil tim seleksi CPNS, dinyatakan tidak lulus. Respon Mentan Amran saat itu justru mendukung dan mengapresiasi tim seleksi CPNS.

Ujian bagi Mentan terus berlanjut ketika salah satu sahabatnya berminat pada proyek pupuk di Kementan senilai Rp100 miliar dan meminta bantuan Amran untuk memenangkan tender. Tapi ditolak.

Konsistensi memberantas praktik KKN didukung dengan kebiasaannya melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke sejumlah kantor Unit Pelaksana Teh (UPTD) lingkup Kementan. Dalam salah satu Sidak di kantor UPT Surabaya, Amran pernah mencopot pimpinan balai dan sejumlah bawahannya karena tertangkap tidak disiplin dalam bekerja.

Ia juga mengembangkan sistem pengendalian gratifikasi di lingkungan Kementan dan menolak semua gratifikasi dalam bentuk apa pun di rumah maupun kantor. Setiap menerima bingkisan, langsung dilaporkan ke KPK. Program ini dinilai efektif dan diganjar penghargaan sistem pengendalian gratifikasi terbaik dalam momen peringatan “Hari Antikorupsi Sedunia” pada Desember 2019 oleh KPK RI.

Dampak positif lainnya, Kementan berhasil mengantongi predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan yang diberikan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam 3 tahun berturut-turut (2016-2018).

Setelah kembali mengemban amanah selaku Menteri Pertanian pada Oktober 2023, Amran melakukan perombakan besar-besaran jajaran pejabat Kementan. Puncaknya dengan memutasi delapan pimpinan Eselon I, demi memacu kinerja sektor pertanian.

Sepak terjang Mentan Amran berdampak signifikan. Kementan mampu membawa Indonesia mencapai swasembada beras sebanyak empat kali (2017, 2019, 2020, dan 2021). Terbilang sempurna karena Indonesia sama sekali tidak mengimpor beras medium.

Indonesia pun mendapat pengakuan dunia atas kontribusi luar biasa dalam sektor pangan saat FAO memberikan penghargaan tertinggi Agricola Medal kepada Presiden RI Joko Widodo.

Penghargaan tersebut dipersembahkan untuk seluruh petani dan masyarakat Indonesia yang sudah bekerja keras bagi kemajuan sektor pertanian. (*)

  • Bagikan

Exit mobile version