Majene, Sulbar Express – Dosen Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) bersama pemerintah Kelurahan Galung, Kabupaten Majene, menyelenggarakan program pendampingan manajemen usaha yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing produk lokal olahan kelapa “Batte Anjoro”. Program ini menyasar Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang bergerak di sektor pengolahan kelapa di wilayah tersebut.
Kelapa (Cocos nucifera L.) dikenal sebagai komoditas strategis yang memiliki peran penting dalam ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat Indonesia. Provinsi Sulawesi Barat sendiri merupakan salah satu daerah penghasil kelapa terbesar di Indonesia, dengan Kabupaten Majene menjadi penghasil terbesar kedua setelah Kabupaten Polewali Mandar. Dari 8.124 hektar lahan kelapa di Majene, sekitar 7.068 ton kelapa diproduksi setiap tahunnya.
Salah satu produk olahan kelapa yang terkenal di Majene adalah “Batte Anjoro”, abon kelapa yang banyak diminati oleh masyarakat lokal. Meski memiliki potensi besar, produk ini masih menghadapi beberapa tantangan, termasuk harga jual yang rendah dan keterbatasan akses pasar. Salah satu kendala utama yang dihadapi pelaku usaha adalah kualitas produk yang dinilai masih kurang optimal, terutama dalam hal kemasan, branding, dan promosi.
Untuk mengatasi tantangan ini, para dosen Unsulbar yang terdiri dari Erwin, S.E., M.M., Arlistria Muthmainnah, S.E., M.M., dan Dr. Nursyam Anwar, S.E., M.Si., mengadakan pelatihan yang mencakup berbagai aspek manajemen usaha, termasuk pentingnya branding dan desain kemasan untuk meningkatkan daya tarik produk, serta pelatihan pemasaran digital sebagai strategi promosi.
Erwin, S.E., M.M., ketua tim pelaksana kegiatan ini, menyatakan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya Unsulbar untuk mendorong UKM setempat menjadi lebih kompetitif. “Batte Anjoro memiliki potensi besar untuk menjadi produk lokal dengan nilai ekspor. Melalui pendampingan ini, kami berharap UKM dapat meningkatkan kualitas produk dan pengelolaan usahanya sehingga mampu bersaing di pasar yang lebih luas,” ujar Erwin.
Selain itu, ia juga berharap bahwa program pendampingan ini dapat membawa perubahan signifikan bagi pelaku usaha di sektor olahan kelapa, terutama dalam hal manajemen usaha dan pemasaran produk. Program ini merupakan bagian dari Program Kemitraan Desa yang didanai oleh DIPA Unsulbar tahun 2024 melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM).
Erwin juga menyampaikan terima kasih kepada LPPM Unsulbar, Pemerintah Kelurahan Galung, serta semua pihak yang telah berkontribusi dalam kesuksesan program ini. Ia berharap kegiatan ini menjadi langkah awal yang positif dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan potensi lokal.
Dengan adanya program pendampingan ini, diharapkan produk Batte Anjoro semakin dikenal luas dan mampu bersaing di pasar nasional maupun internasional, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat. (*)