MAMASA, SULBAR EXPRESS – Dua orang pendaki yang mengalami trouble di Pos 6 jalur pendakian Gunung Gandang Dewata, Kabupaten Mamasa, Sulbar, telah dievakuasi oleh tim sar gabungan malam tadi.
Pendaki tersebut mengalami penurunan kondisi kesehatan. Salah seorang pendaki mengalami hemoroid atau wasir yang sudah memasuki stadium IV pada Senin 15 Oktober 2024m
Kepala Basarnas Mamuju Muh Rizal mengatakan, pendaki tersebut dievakuasi dari Pos 5 jalur pendakian Gunung Gandang Dewata.
Pendaki itu atas nama Taufik Abubakar, 47 tahun. Ia mengalami riwayat penyakit hemoroid atau wasir yang kambuh dan telah memasuki stadium IV. Pendaki kedua atas nama Jhiwar Julnaintin, 19 tahun, mengalami kondisi fisik yang menurun.
“Pendaki alami trouble sejak empat hari yang lalu di Pos 6 jalur pendakian dan telah dievakuasi ke posko SAR Gabungan di Tondok Bakaru,” ujar Rizal, Rabu 16 Oktober 2024.
Rizal menerangkan bahwa kedua survivor tersebut bersama keenam rekannya. Total sebanyak delapan orang pendaki melakukan perjalanan pendakian dari Kantor Resort Mamasa ke Gunung Gandang Dewata melalui Jalur aedelweis, Desa Tondok Bakaru sejak Sabtu 5 Oktober 2024.
Namun, setelah mereka menuruni jalur pendakian tersebut, dua orang survivor mengalami gangguan kesehatan dan tidak mampu melanjutkan perjalanan pada pukul 07.00 Wita, Sabtu pagi, 2 Oktober 2024.
Basarnas Mamuju mendapat laporan awal tentang kondisi kedua survivor dari BPBD Kabupaten Mamasa via telepon sekitar pukul 21.00 Wita. Pelapor atas nama Gusti Harmiawan meminta segera untuk didatangkan bantuan Tim Rescue Basarnas Mamuju.
Tim Rescue Basarnas Mamuju menerjunkan sebanyak delapan personel pada pukul 21.20 Wita dengan estimasi tiba 4 jam 27 menit dari Mako Kantor Basarnas Mamuju dengan jarak tempuh 128 Km, Sabtu 12 Oktober 2024.
Kemudian, Tim Rescue Basaenas Mamuju segera melakukan upaya evakuasi dibantu unsur potensi SAR yang sudah berada lebih awal di lokasi Jalur Pendakian Edelweis Tondok Bakaru.
Tim SAR gabungan bertemu dengan kedelapan pendaki di Pos 5 jalur pendakian, setelah pendaki tersebut juga berusaha perlahan menuruni jalur pendakian.
Sementara itu, proses evakuasi korban dilaksanakan selama tiga hari sebelum kedua survivor berhasil diturunkan ke posko tim SAR Gabungan pada hari ke empat di jalur registrasi edelweis Tondok Bakaru.
“Proses evakuasi berlangsung dengan lancar walaupun sedikit ada kendala di lapangan seperti kondisi jalur yang terjal dan licin. Tim SAR Gabungan juga terkendala oleh kondisi cuaca yang kadang kala diguyur hujan saat proses evakuasi di lokasi. Namun, berkat kerja sama tim yang solid bersama rekan-rekan unsur potensi SAR lainnya, korban berhasil dibawa turun dalam keadaan selamat,” terang Rizal.
Atas bantuan tim sar, kedua pendaki tersebut dievakuasi dengan keadaan selamat dan mendapatkan perawatan medis darurat pada kondisi kesehatan yang dialaminya selama proses evakuasi menuruni jalur pendakian. Kedelapan pendaki berhasil dievakuasi tiba di posko tim SAR Gabungan sekitar pukul 22.45 Wita, Selasa 15 Oktober 2024.
Sebanyak 60 personel tim SAR gabungan dari berbagai instansi/organisasi tergabung dalam proses evakuasi kedua korban, diantaranya Personel Basarnas Mamuju, Kodim 1428/Mamasa, BPBD Mamasa, Balai Pengelola TNGD Mamasa, KPA Quarles, Mitra Polhut, SAR UNM, SAR Unhas dan aparat desa setempat.
“Kami mengucapkan terima kasih banyak untuk teman-teman potensi SAR yang terlibat dalam proses evakuasi ini. Dan setelah dilakukan debriefing, maka operasi sar kami tutup dan seluruh unsur yang terlibat kami kembalikan ke satuannya masing-masing,” pungkas Rizal. (*)