Cari Ikan Penja, Seorang Pemuda di Lariang Tewas Diterkam Buaya

  • Bagikan
Tim SAR Gabungan bersama warga mengevakuasi jasad korban yang tewas diterkam buaya di Sungai Lariang, Kabupaten Pasangkayu, Rabu malam, 30 Oktober 2024.

PASANGKAYU, SULBAR EXPRESS – Buaya di Sungai Lariang di Kabupaten Pasangkayu, Sulbar, memangsa seorang waga, Rabu 30 Oktober 2024.

Korbannya adalah seorang pemuda bernama Andirias. Umurnya 20 tahun. Ia merupakan warga Dusun Karondo, Desa Lariang, Kecamatan Tikke Raya, Kabupaten Pasangkayu.

Tim SAR Gabungan menerima informasi dari warga sekitar bahwa korban telah ditemukan dalam posisi tubuh mengambang di sungai sekitar ±3 km dari lokasi kejadian pukul 21.05 Wita.

Tim SAR Gabungan segera bergerak dari posko menuju lokasi penemuan korban, persiapan melakukan evakuasi bersama warga desa setempat dengan menurunkan rubber boat dan perahu milik nelayan setempat.

Dari cerita warga sekitar lokasi penemuan korban, pada saat itu korban tampak timbul tenggelam di permukaan sungai. Dan tubuh korban masih diseret oleh buaya yang menerkamnya. Warga enggan mendekati buaya tersebut.

Setelah terlepas dari mulut buaya, korban tampak sudah dalam kondisi meninggal dan mengapung di pinggir bantaran sungai. Saat itulah warga setempat segera meminta bantuan dan melapor ke Tim Rescue untuk mengevakuasi jasad korban.

Kejadian ini bermula pada pukul 13.00 Wita, saat Andirias dan temannya, Ismail,  22 tahun, beranjak dari rumah korban menuju ke muara sungai di Dusun Kalindu, Desa Lariang. Mereka hendak mencari ikan penja. Sesampai di lokasi, korban lansung turun ke tengah sungai untuk menjaring penja.

Meski sempat dilarang oleh rekannya karena sungai tersebut dikenal sering muncul buaya, namun Andirias tetap nekat dan terus menyelam ke tengah sungai, sambil membawa jaring untuk menangkap penja. Selang 10 menit kemudian Andirias diterkam buaya di bagian pinggang, dan tarik seret ke tengah sungai.

“Sempat beberapa kali ditenggelamkan dan dimunculkan, lalu menghilang,” terang Ismail.

Saat kejadian, Ismail spontan berteriak meminta tolong kepada warga, karena kebetulan saat itu banyak warga yang sedang menangkap penja di lokasi.

Menurut keterangan warga, mereka masih sempat melihat korban saat ditarik buaya ke tengah sungai, kemudian menghilang.

Kepala Unit Siaga SAR Pasangkayu Basarnas Mamuju Andi Juli Adenam mengatakan, setelah mendapat laporan dari warga, pada pukul 15.40 Wita, pihaknya lansung bergegas ke lokasi kejadian.

Pada pukul 16.00 Wita, mereka menuju ke lokasi estimasi 1 jam 2 menit dengan jarak tempuh 45 Km dari Mako Unit Siaga SAR Pasangkayu.

Andi Juli Adenam yang juga Komandan Tim Rescue mengatakan, sesampainya di lokasi kejadian, Tim Rescue USS Pasangkayu bersama unsur potensi SAR lainnya segera menurunkan rubber boat untuk menyisir bantaran sungai dan mencari keberadaan korban.

“Namun hingga sore tadi pukul 18.00 Wita, pencarian yang dilakukan tim SAR Gabungan nihil dan seluruh personel tim rescue kami tarik kembali ke posko Tim SAR Gabungan,” papar Andi Juli Adenam.

Sebanyak 28 personel tim SAR gabungan turut andil membantu proses pencarian korban, terdiri dari Tim Rescue USS Pasangkayu Basarnas Mamuju , Kodim Pasangkayu, Lanal Mamuju, BPBD Pasangkayu, Babinkamtibmas Tikke, Dinas Sosial, Palang Merah Indonesia (PMI), Senkom dan warga setempat dikerahkan untuk mencari korban terkaman buaya di muara Sungai Lariang.

Saat ditemukan, jasad korban segera dievakuasi oleh warga didampingi tim rescue yang berjaga didekatnya, jasad korban dibawa naik ke perahu nelayan dengan kondisi naas dengan luka robek di sekujur tubuhnya. Korban lalu dibawa ke rumah duka oleh tim SAR Gabungan tak jauh dari Sungai Lariang berjarak ± 1,5 km.

Dengan ditemukannya korban, pada pukul 21.30 WITA operasi SAR dinyatakan ditutup. (*)

  • Bagikan