Tundaklanjuti Arahan BNPB, Sulbar Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi dan Ancaman Gempa

  • Bagikan

MAMUJU, SULBAR EXPRESS – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, hingga tanggal 16 November 2024, sudah terjadi 1.756 bencana alam di Indonesia. 

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan, paling banyak yang terjadi adalah bencana hidrometeorologi basah yaitu banjir, tanah longsor dan cuaca ekstrim ada 1.000 lebih.

Dengan adanya potensi bencana hidrometeorologi basah yang diprediksi terjadi pada November dan Desember, BNPB mengimbau seluruh stake holder untuk meningkatkan kesiapsiagaan, salah satunya dengen melakukan apel kesiapsiagaan personel dan juga peralatan.

“Kesiapan bertujuannya untuk mengetahui kekuatan daerah dalam menghadapi potensi terjedinya hidrometeorologi basah,” ucap Suharyanto dalam Rapat Koordinasi dan Sosialisasi Potensi Bencana Hidrometeorologi di Kemendagri, pekan kemarin.

Suharyanto mengatakan, BNPB lakukan mapping dan harapannya pemda tingkat kabupaten/kota dan provinsi juga melakukan mapping, jika sudah punya data seperti ini, maka bisa meingkatkan mitigasi.

Menindaklanjuti arahan BNPB, Pj Gubernur Sulbar Bahtiar Baharuddin pun menerbitkan Surat Keputusan Gubernur Sulbar Nomor 1334 Tahun 2024 tanggal 23 November 2024, tentang penetapan status siaga darurat bencana hidrometeorologi bahasa dan ancaman gempa megathrust di Provinsi Sulbar.

Dalam surat itu ditegaskan bahwa status siaga darurat akan berlangsung selama 131 hari, terhitung sejak tanggal penetapan hingga bulan Maret 2025.

Apa Itu Bencana Hidrometeorolgi Basah ?

Mengutip dari BMKG, pengertian bencana hidrometeorologi basah adalah bencana hidrometeorologi yang terjadi akibat adanya cuaca ekstrem, seperti curah hujan hujan yang sangat lebat melebihi normalnya. Jenis bencana hidrometeorologi basah sering terjadi pada periode musim hujan.

Contoh kelompok bencana hidrometeorologi basah, antara lain: banjir, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, hingga curah hujan ekstrem.

Apa Itu Gempa Megathrust ?

Gempa megathrust adalah gempa yang berasal dari zona megathrust, tempat potensial terjadinya tumbukan antara lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Tumbukan tersebut kemudian menyebabkan daya guncang atau gempa.

Namun, hingga saat ini belum ada yang bisa memprediksi kapan gempa megathrust akan terjadi di Indonesia.

Para peneliti hanya menjabarkan potensi-potensi adanya gempa besar yang menimbulkan musibah. Sebab Indonesia diapit oleh lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik.

Pertemuan lempeng-lempeng menciptakan bidang megathrust. Saat ini, Indonesia memiliki 15 segmen megathrust yang terdeteksi. (*)

  • Bagikan