Penanganan Pasca Longsor Kalumpang, 678 KK di Empat Desa Lepas dari Keterisolasian

  • Bagikan
Penanganan longsor di Kecamatan Kalumpang, Kabupaten Mamuju.

MAMUJU, SULBAR EXPRESS – Saat longsor beberapa waktu lalu, empat desa di Kecamatan Kalumpang, Kabupaten Mamuju, Sulbar, tak bisa diakses. Warga pun terosolir.

Kini, warga empat desa di Kecamatan Kalumpang yang terdampak bencana bisa bernafas lega. Jalan utama menuju Desa Karataun, Siraun, Salumakki ,dan Desa Lasa’, sudah bisa dilalui untuk beraktivitas.

Kepala Desa Karataun, Oktaf, mengaku sangat berterimakasih atas langkah cepat Pemkab Mamuju bersama Pemprov Sulbar dalam membantu masyarakat yang tertimpa bencana.

Ia menceritakan, saat ini jalan utama di Desa Karataun dan Desa Siraun yang juga adalah akses jalan yang menghubungkan ke Desa Lasa dan Salumakki sudah bisa digunakan kembali pasca tertimbun longsor.

Cepatnya penanganan dari pemerintah dinilai menjadi langkah yang sangat disyukuri masyarakat. Sebab tidak berselang lama pasca kejadian pada tanggal 18 Desember 2024, berbagai upaya langsung dilakukan pemerintah daerah untuk dapat membantu warga, terutama dalam membuka akses jalan yang tertutup.

“Sekarang ada alat berat dari provinsi dan kabupaten pak. Mereka sudah cukup lama disini untuk membuka kembali jalan yang tertutup, sehingga jalan sudah bisa dilalui kembali. Hanya saja mengantisipasi adanya banjir susulan, alat berat sekarang bekerja untuk membuka aliran air dari Dusun Malolo ke Dusun Salulekke, supaya tidak membahayakan nantinya,” kata Oktaf, Sabtu 11 Januari 2025.

“Kami juga sangat berterimakasih kepada ibu Bupati Mamuju, karena kami diberikan kesempatan untuk memanfaatkan alat berat yang diturunkan dari PUPR itu selama tiga bulan. Sehingga kami bisa lebih membenahi semua yang bisa diperbaiki nanti disini,” ungkapnya.

Camat Kalumpang Bram Thosuly mengatakan, perhatian Pemkab Mamuju terhadap kondisi di wilayahnya yang mendapat respon sangat cepat adalah sejarah baru yang mendapat apresiasi dari masyarakat. Sebab tidak hanya terfokus pada penanganan dampak bencana, melainkan akses jalan dari Desa Karataun ke Desa Lasa’ yang memang sudah nyaris puluhan tahun tidak pernah tersentuh. Itu huga menjadi perhatian Pemkab Mamuju untuk dapat segera dibenahi.

Ia mengaku bersama masyarakat Kalumpang menyampaikan rasa terimakasih atas kepekaan Bupati Mamuju terhadap kondisi di wilayah penghasil tenun sekomandi tersebut di tengah keterbatasan anggaran daerah, namun tetap berupaya mengatasi kesulitan yang menimpa masyarakat.

Ia juga mengharapkan dalam priode kedua kepemimpinan Sitti Sutinah Suhardi sebagai Bupati Mamuju, dapat menjadi momentum penguatan keberlanjutan program pembangunan di Kcamatan Kalumpang, terutama dalam perbaikan infrastruktur jalan, tentunya melalui optimalisasi sinergi bersama Pemprov Sulbar yang akan dipimpin Suhardi Duka sebagai gubernur.

“Kami meyakini, dengan sinergi ibu bupati dan bapak gubernur nantinya, pembangunan di wilayah Kalumpang juga akan menjadi lebih baik. Dan masyarakat pasti akan selalu bersatu untuk mendukung pemerintahan yang beliau pimpin,” tutup Bram.

Sebelumnya, atas kejadian banjir yang menyebabkan longsor di sejumlah desa di Kecamatan Kalumpang, langsung mendapat respon dari jajaran Pemkab Mamuju.

Usai mengunjungi Kecamatan Kalumpang beberapa waktu lalu, Sitti Sutinah Suhardi, lantas memerintahkan sejumlah perangkat daerah untuk mengambil langkah cepat guna mengatasi dampak kejadian.

Selain untuk melakukan langkah taktis berupa pemberian bantuan kebutuhan sehari-hari, bupati meminta Dinas PUPR untuk segera menurunkan alat berat guna membersihkan material yang menutup jalan akibat longsor.

Selain itu, BPBD Mamuju juga telah diperintahkan untuk melakukan identifikasi dan asessement guna menyusun Surat Keputusan Tanggap Darurat, sebagai dasar bagi setiap Institusi dalam melakukan penanganan bersama terhadap musibah banjir dan longsor di wilayah tersebut.

Dari laporan tertulis BPBD Mamuju, tidak terdapat korban jiwa dalam kejadian tersebut. Namun 678 KK yang tersebar masing-masing: 34 KK di Desa Karataun, 250 KK di Desa Siraun, dan 224 KK di Desa Salumakki, serta 170 KK di Desa Lasa, sempat terisolir dan tidak memiliki akses untuk beraktifitas keluar desa masing-masing. (*)

  • Bagikan